Auto-Correct Sadis! Smartphone Korut Ubah Kata Korea Selatan Jadi 'Negara Boneka'
- Antara
Teknologi untuk Propaganda dan Kontrol
Menurut Martyn Williams, pakar teknologi Korea Utara dari Stimson Center, ponsel kini menjadi sarana utama dalam menyebarkan propaganda di negara tersebut. Ini bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga alat untuk memastikan rakyat tetap berada dalam kendali penuh pemerintah.
Salah satu bukti kontrol itu adalah sistem screenshot otomatis. Ponsel di Korea Utara dilengkapi fitur yang secara berkala—setiap lima menit—mengambil tangkapan layar tanpa sepengetahuan pengguna. Data screenshot ini disimpan di folder tersembunyi dan tidak dapat diakses oleh pemilik ponsel. Diyakini, tangkapan layar ini akan digunakan oleh aparat untuk memantau aktivitas warga.
Meski teknologinya tampak modern—dengan layar melengkung, kamera punch-hole, dan desain seperti Android—ponsel Korea Utara ternyata memiliki sistem operasi Android yang telah dimodifikasi. Modifikasi ini memungkinkan berbagai bentuk pembatasan dan pengawasan ketat.
Komponen perangkat kerasnya sendiri berasal dari luar negeri, terutama dari China dan Taiwan. Ukuran layar berkisar antara 4,7 hingga 6 inci, dengan RAM 2GB hingga 4GB, serta memori internal mulai dari 32GB sampai 128GB. Kamera belakang memiliki resolusi 8MP sampai 13MP, sementara kamera depan antara 5MP hingga 8MP.
Yang menarik, ponsel-ponsel ini tetap dilengkapi slot microSD, yang kerap dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi konten-konten terlarang dari luar negeri. Musik K-pop, drama Korea, bahkan film Hollywood sering kali diselundupkan ke Korea Utara melalui kartu memori ini.
Ponsel-ponsel tersebut umumnya berasal dari merek lokal seperti Arirang dan Pyongyang. Meski dibuat dalam negeri, sistem dan komponennya tidak lepas dari pengaruh luar.