Samsung Melesat dengan Galaxy AI, Apple Diselamatkan Negara Berkembang

Samsung Galaxy A56 5G
Sumber :
  • Samsung.com

Digital, VIVA - Samsung mendominasi pasar ponsel pintar (smartphone) global selama kuartal II 2025, mencatat pertumbuhan yang impresif dan mempertahankan posisi terdepan.

Sementara itu, Apple mengalami kesulitan di pasar China dan mengalami pertumbuhan moderat dalam pengiriman iPhone global, sebagian besar berkat pasar negara-negara berkembang, seperti dikutip dari situs Phonearena, Senin, 21 Juli 2025.

Angka awal dari Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker IDC menunjukkan bahwa Apple telah mengirimkan 46,4 juta iPhone pada kuartal kedua, mencatat pertumbuhan moderat sebesar 1,5 persen dibandingkan tahun lalu.

Apple mengalami penurunan pengiriman sebesar 1 persen di China, tetapi hal tersebut diimbangi oleh kenaikan dua digit yang kuat di negara berkembang.

Meski berdarah-darah, Apple masih menjadi perusahaan ponsel pintar terbesar kedua di dunia dengan pangsa pasar 15,7 persen.

Sedangkan, Samsung adalah pemimpin pasar yang tak terbantahkan dengan pangsa pasar 19,7 persen.

Raksasa teknologi Korea Selatan itu telah mengirimkan 58 juta unit pada kuartal kedua, yang merupakan pertumbuhan impresif sebesar 7,9 persen dibandingkan tahun lalu.

Pertumbuhannya didorong oleh penjualan Galaxy A36 dan Galaxy A56, yang memperkenalkan fitur-fitur Galaxy AI pada perangkat kelas menengah (mid-range).

Xiaomi berada di posisi ketiga dengan 42,5 juta unit yang dikirimkan dan pangsa pasar 14,4 persen.

Pertumbuhannya cuma 0,6 persen. Disusul Vivo (27,1 juta unit pengiriman) dan Transsion (25,1 juta unit pengiriman) berada di posisi keempat dan kelima.

Pertumbuhan pasar ponsel pintar secara keseluruhan hanya 1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menandai beberapa tantangan yang dihadapinya.

Total pengiriman pada kuartal kedua mencapai 295,2 juta unit di seluruh dunia. Hasil ini muncul di tengah meningkatnya ketidakpastian dan tekanan ekonomi, seperti pengangguran dan inflasi di berbagai wilayah.

Apple bukan satu-satunya perusahaan yang mengalami kesulitan di China. Menurut laporan IDC, kinerja pasar negeri Tirai Bambu itu yang lebih rendah dari perkiraan telah menurunkan pengiriman global.

Mengenai prospek ke depannya, IDC cukup optimis. Para peneliti mencatat bahwa kuartal kedua tahun ini merupakan kuartal pertumbuhan kedelapan berturut-turut, sesuatu yang belum terjadi sejak 2013, dan tren ini mungkin akan terus berlanjut.

Pendorong pertumbuhan di masa mendatang kemungkinan besar adalah ponsel pintar (smartphone) dan perangkat bertenaga AI di segmen kelas menengah (mid-range).