Google Mulai Ditinggalkan, ChatGPT dan TikTok Jadi Pilihan Baru Pengguna Internet
- Getty Images
Digital, VIVA – Posisi Google sebagai mesin pencari nomor satu dunia mulai terguncang. Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak pengguna yang beralih ke platform alternatif berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT dan Perplexity, serta media sosial seperti TikTok dan Instagram.
Perubahan besar ini menandai era baru pencarian informasi yang lebih cerdas, cepat, dan sesuai dengan kebiasaan generasi muda.
Pangsa Pasar Google Turun, Tanda Bahaya dari Generasi Digital
Statistik global dari StatCounter menunjukkan bahwa pada kuartal terakhir 2024, pangsa pasar Google turun di bawah 90 persen. Ini adalah kali pertama sejak 2015 raksasa teknologi tersebut mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut.
Penurunan ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Banyak pengguna yang mulai merasa Google tidak lagi efisien dalam memberikan jawaban cepat dan langsung. Sebaliknya, platform seperti ChatGPT dan Perplexity menawarkan model tanya-jawab yang lebih intuitif dan mudah dipahami.
Sementara itu, CEO Google, Sundar Pichai, disebut telah merestrukturisasi tim internal, memangkas sekitar 10 persen jabatan manajerial dan membentuk tim-tim baru untuk fokus pada pengembangan AI dan efisiensi kerja.
ChatGPT dan Perplexity: Mesin Pencari Baru di Era AI
Perkembangan pesat AI generatif menjadikan ChatGPT sebagai salah satu alat pencarian favorit baru. Dengan fitur browsing dan kemampuan memberikan jawaban real-time berdasarkan konteks dan sumber aktual, ChatGPT mulai menggantikan fungsi pencarian tradisional.
Perplexity AI juga menjadi alternatif kuat. Platform ini memberikan jawaban langsung berdasarkan sumber-sumber kredibel, disertai referensi yang bisa ditelusuri pengguna. Model ini dianggap lebih hemat waktu karena mengeliminasi kebutuhan untuk membuka banyak tautan hasil pencarian seperti di Google.
Menurut TechCrunch, Perplexity mengalami lonjakan pengguna hingga 30 persen dalam waktu singkat, menunjukkan betapa kuatnya daya tarik model AI ini dalam menghadirkan pencarian yang lebih relevan dan efisien.
Gen Z Tinggalkan Google, Lebih Suka Cari di TikTok
Tren lainnya yang memukul dominasi Google adalah kebiasaan Gen Z yang lebih suka mencari informasi lewat video pendek di TikTok dan Instagram. Data dari Business Insider menyebutkan sekitar 40–45 persen Gen Z lebih memilih platform video untuk mencari tempat makan, lokasi wisata, hingga tips gaya hidup.
Bagi generasi yang tumbuh bersama konten visual, pencarian berbasis teks dianggap lambat dan membosankan. Mereka lebih percaya pada testimoni dalam bentuk video, ulasan personal, dan algoritma rekomendasi yang cepat tanggap.
Dalam praktiknya, TikTok tidak hanya menjadi tempat hiburan, tapi juga pusat informasi. Mulai dari tutorial, ulasan produk, hingga berita terkini, semua tersedia dalam format singkat yang mudah dikonsumsi kapan saja.
Google Mulai Lawan Balik dengan Gemini dan AI Search
Menyadari ancaman yang semakin nyata, Google pun mempercepat langkah dalam mengembangkan teknologi pencarian berbasis AI. Gemini, penerus Bard, diluncurkan sebagai chatbot canggih yang kini telah diintegrasikan ke dalam berbagai layanan Google seperti Gmail, Docs, hingga Search.
Selain itu, Google juga menyiapkan pembaruan besar dalam Search melalui fitur SGE (Search Generative Experience), di mana hasil pencarian tidak lagi ditampilkan dalam bentuk tautan semata, melainkan langsung dalam bentuk ringkasan AI yang interaktif.
Google juga disebut mengembangkan teknologi pembuatan video AI serta memperkuat pusat pengembangan di negara-negara strategis seperti India dan Brasil untuk mendukung pertumbuhan teknologi ini secara global.
Namun tantangan besar tetap ada. Bukan hanya soal teknologi, tetapi bagaimana mengubah kebiasaan miliaran pengguna yang kini sudah mulai nyaman menggunakan pencarian berbasis AI dan media sosial visual.