OpenAI Siap Geser Google? Ini Bukti ChatGPT Makin Mendominasi Dunia AI
- Dark Reading
Digital – Selama hampir tiga tahun terakhir, OpenAI dan platform ChatGPT miliknya terus berkembang pesat dan membuat banyak orang mulai mempertanyakan dominasi raksasa teknologi seperti Google. CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan tak segan-segan menyatakan keinginannya untuk menjadikan ChatGPT sebagai layanan AI yang tak tergantikan, sama seperti bagaimana kita terbiasa menggunakan Google hari ini.
Ambisi OpenAI Menggeser Google
Bukan rahasia lagi bahwa Sam Altman adalah seorang optimis AI yang melihat masa depan teknologi ini dengan sangat positif. Dalam sebuah posting blog bertajuk "The Gentle Singularity", Altman menyebutkan bahwa ChatGPT sudah lebih kuat dari manusia mana pun yang pernah hidup.
“Ratusan juta orang mengandalkannya setiap hari untuk tugas-tugas yang semakin penting,” tulis Altman.
Baru-baru ini, Axios membocorkan sebuah presentasi internal OpenAI yang menunjukkan pertumbuhan luar biasa dari ChatGPT. Menurut data itu, ChatGPT mencatat 5,5 miliar kunjungan per bulan, meninggalkan pesaing seperti xAI Grok (180 juta) dan Anthropic Claude (100 juta) jauh di belakang.
Walaupun Grok dan Claude memiliki target pasar yang berbeda (Grok masih relatif baru dan Claude fokus pada penggunaan bisnis), angka tersebut jelas menunjukkan bahwa ChatGPT sedang berada di puncak popularitas.
Dominasi Juga Terjadi di Mobile
Tak hanya di versi web, ChatGPT juga menunjukkan pertumbuhan cepat dalam hal pengguna mobile. Laporan Axios menyebut bahwa tingkat adopsi ChatGPT di perangkat mobile terus meningkat dibandingkan alat AI lainnya. Ini artinya, OpenAI berhasil memperluas ekosistemnya hingga ke berbagai platform, menjadikannya bagian dari keseharian banyak orang.
Orang Mulai Tinggalkan Google?
Sebuah studi yang dirilis Februari lalu menunjukkan bahwa semakin banyak orang meninggalkan Google dan beralih ke alat pencarian berbasis AI. Mengapa? Karena pencarian melalui AI seperti ChatGPT dinilai lebih cepat, relevan, dan langsung ke inti jawaban.
OpenAI juga telah menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan teknologi, termasuk kesepakatan mengejutkan dengan Google. Bahkan, ChatGPT kini menopang kecerdasan buatan terbaru di Siri milik Apple, yang sedang kesulitan mengembangkan Siri 2.0 dan fitur Apple Intelligence.
Strategi OpenAI: Bikin Pengguna “Betah” di Ekosistemnya
Seperti halnya Google yang sukses membuat pengguna "terkunci" dalam ekosistemnya (Google Search, Gmail, Maps, dsb.), OpenAI tampaknya juga mengadopsi strategi yang sama. Tujuannya jelas: buat pengguna nyaman dan sulit berpindah ke platform lain. Salah satunya, dengan menjadikan ChatGPT sebagai search engine default.
Strategi ini mirip dengan cara banyak pengguna Android atau iOS tetap setia di platformnya karena sudah terlalu dalam berada di ekosistem masing-masing.
Tapi Google Tak Akan Tinggal Diam
Meski terlihat terdesak, Google masih punya senjata kuat: Gemini, asisten AI canggihnya. Gemini sudah diintegrasikan dalam berbagai produk Android dan ke depannya akan masuk ke perangkat wearable seperti kacamata pintar dari Samsung (Project Moohan) dan Xreal (Project Aura). Namun, dominasi ini masih harus bertahan di tengah gugatan monopoli yang sedang berlangsung terhadap Google.
Melihat angka dan perkembangan pesat ChatGPT, tak berlebihan jika kita mengatakan bahwa OpenAI kini jadi penantang serius dominasi Google. Dengan 5,5 miliar kunjungan bulanan, adopsi mobile yang melonjak, dan kerja sama dengan berbagai raksasa teknologi, masa depan pencarian dan interaksi digital mungkin akan lebih banyak digerakkan oleh AI seperti ChatGPT.