Rudal Balistik vs Rudal Jelajah: Mana yang Lebih Mematikan di Medan Perang?

Rudal Antar Benua
Sumber :
  • X/Twitter

Sebaliknya, rudal jelajah terbang mendatar seperti pesawat tak berawak di ketinggian rendah. Setelah diluncurkan menggunakan roket pendorong awal (booster), rudal akan melanjutkan perjalanan menggunakan mesin jet—baik turbojet, turbofan, maupun ramjet untuk rudal hipersonik.

Ketinggian terbangnya yang rendah membuat rudal jelajah sulit dideteksi radar musuh. Rudal ini bisa "bersembunyi" di balik bukit, pohon, atau bangunan, sehingga hanya terdeteksi saat sudah mendekati target—menyisakan waktu respons yang sangat singkat bagi pertahanan musuh.

Beberapa rudal jelajah modern juga dapat mengikuti kontur bumi melalui sistem TERCOM (Terrain Contour Matching) dan DSMAC (Digital Scene Matching Area Correlation), menjadikannya sangat sulit untuk dicegat dan sangat akurat terhadap target spesifik.

Sistem Pemandu: Kunci Akurasi dan Efektivitas

Baik rudal balistik maupun rudal jelajah dilengkapi sistem pemandu canggih seperti INS (Inertial Navigation System), GPS, dan TERCOM. INS memungkinkan rudal menghitung posisi secara real-time selama penerbangan. GPS menambahkan lapisan akurasi dengan bantuan satelit, sementara TERCOM dan DSMAC membantu rudal jelajah menyesuaikan lintasannya berdasarkan kontur dan citra bumi.

Bahkan banyak rudal masa kini menggunakan kombinasi ketiganya agar tetap akurat dalam berbagai situasi medan dan gangguan elektronik.

Mana yang Lebih Mematikan?