Mengapa Tidak Ada yang Bisa Meniru B-2 Spirit? Ini Teknologi Rahasia di Baliknya

Pesawat B-2 Spirit
Sumber :
  • TWZ

Digital, VIVA – Lebih dari tiga dekade sejak penerbangan perdananya, B-2 Spirit masih menyandang gelar bomber siluman paling menakutkan di muka Bumi.

Dibangun oleh Northrop Grumman, pesawat ini menjadi simbol keunggulan teknologi militer Amerika Serikat yang belum mampu ditandingi negara mana pun.

Pertanyaannya, kenapa belum ada yang bisa menirunya? Jawabannya bukan hanya karena bentuknya yang unik, tetapi karena kompleksitas teknologi di balik desainnya yang hingga kini masih menyimpan banyak rahasia.

 

Desain Sayap Terbang yang Bukan Sekadar Gaya

Northrop Grumman B-2 Spirit

Photo :
  • wikipedia

 

Bentuk "flying wing" atau sayap terbang bukan hanya estetika. Ini adalah desain aerodinamis yang memungkinkan B-2 terbang tanpa ekor, dengan tingkat visibilitas radar yang sangat rendah.

Desain ini kini banyak dipakai di drone canggih dari Amerika, China, Rusia, hingga Iran, tapi untuk pesawat berawak berkecepatan tinggi, belum ada yang bisa menyamai kompleksitas dan kemampuan B-2.

 

Rusia sebenarnya sudah mencoba dengan proyek PAK DA, namun hingga sekarang belum ada satu pun prototipe yang muncul. Sementara China disebut-sebut tengah mengembangkan H-20, tapi belum ada satu gambar pun yang benar-benar terkonfirmasi.

Justru pesaing terdekat B-2 bisa jadi adalah adiknya sendiri, B-21 Raider, yang juga dikembangkan oleh Northrop dan dijadwalkan akan menggantikan B-2 dalam waktu dekat.

 

Teknologi Siluman Tingkat Dewa

Pesawat B-2 Spirit

Photo :
  • TWZ

 

Teknologi siluman B-2 tak hanya soal bentuk. Pesawat ini mengintegrasikan cat penyerap radar, sistem pendingin panas mesin untuk menekan jejak inframerah, desain intake udara tersembunyi, hingga radar internal canggih yang membuatnya bisa menyerang tanpa terlihat.

Teknologi ini masih relevan hingga kini, bahkan dianggap mustahil ditiru oleh negara lain karena kerahasiaan dan kerumitannya.

 

Bayangkan saja, sistem pendingin inframerah pada nosel mesin B-2 mampu meredam suhu panas hingga tidak bisa dideteksi sensor thermal musuh. Teknologi semacam ini bahkan hanya bisa dilihat juga pada jet tempur elite seperti F-22 Raptor.

Tak heran jika B-2 mampu menembus pertahanan udara negara musuh dengan percaya diri.

 

R&D Super Mahal, Tidak Masuk Akal bagi Negara Lain

 

B-2 adalah produk dari riset dan pengembangan selama 10 tahun sejak pertengahan 1970-an, dengan dana mencapai 59 miliar dolar Amerika kala itu.

Jika dikonversi ke nilai saat ini, jumlah tersebut membengkak menjadi sekitar 1,7 triliun dolar AS atau setara 24.300 triliun rupiah. Angka ini sembilan kali lipat dari total APBN Indonesia tahun 2022.

 

Sebagai perbandingan, hanya segelintir negara seperti AS, China, India, dan Arab Saudi yang memiliki anggaran pertahanan tahunan di atas 59 miliar dolar. Belum lagi, itu hanya untuk tahap riset, belum termasuk produksi.

 

Harga 1 Unit Capai Rp34 Triliun

 

Harga satu unit B-2 kini mencapai sekitar 2,4 miliar dolar atau sekitar 34 triliun rupiah. Dengan bobot sekitar 70 ton, artinya satu ton pesawat ini harganya hampir setara dengan setengah ton emas.

Satu unitnya bahkan lebih mahal dari seluruh anggaran pertahanan tahunan beberapa negara berkembang. Indonesia sendiri hanya mampu membeli sekitar tiga unit B-2 jika menggunakan seluruh anggaran pertahanannya.

 

Operasional dan Perawatan Mahal Tak Masuk Akal

 

Biaya per jam terbang B-2 diperkirakan mencapai 135.000 dolar AS (sekitar 2 miliar rupiah). Itu belum termasuk biaya penyemprotan ulang cat siluman khusus, yang bisa mencapai 60 juta dolar per sesi.

Untuk satu misi penerbangan selama 10 jam saja, biaya operasionalnya bisa menyentuh angka 20 miliar rupiah tanpa menghitung senjata.

 

Teknologi Flight Control Tanpa Ekor yang Rumit

 

Tantangan terbesar dalam meniru B-2 bukan hanya pada bentuk atau bahan, tapi juga sistem kendalinya. Tanpa ekor, pesawat harus ditenagai software kontrol penerbangan yang sangat presisi dan kompleks.

Ini membutuhkan ribuan baris kode dan simulasi berlapis untuk menjaga stabilitas pesawat di segala kondisi. Di era 1980-an, ini adalah pencapaian luar biasa.

 

Bahkan jika hari ini teknologi siluman bisa dijiplak, sistem kontrol seperti ini masih jadi mimpi buruk bagi banyak negara. Tak heran, Amerika Serikat menjaga erat rahasia teknologi ini dan tidak pernah menjual B-2 ke negara sekutunya sekalipun.

 

Bukan Cuma Mahal, tapi Terlalu Canggih

 

B-2 Spirit adalah mahakarya teknologi militer. Ia bukan hanya hasil desain futuristik, tapi juga kumpulan teknologi paling rumit dan mahal yang pernah ditanamkan dalam pesawat.

Dengan semua itu, tak heran jika 30 tahun setelah terbang perdana, tidak ada satu pun negara yang mampu menirunya baik karena teknologi yang terlalu canggih, atau biaya yang terlalu gila.