Perang Tak Lagi Sama, Ini 6 Negara dengan Armada Drone Tempur Terbanyak di Dunia

Drone tempur Hermes 900 militer India
Sumber :
  • Armasuisse

Jakarta, VIVA Digital – Dalam dunia militer modern, kekuatan tempur tak lagi hanya dinilai dari seberapa banyak jet tempur, tanak atau kapal perang. Salah satu indikator baru kekuatan pertahanan suatu negara adalah seberapa besar dan canggih armada Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone yang dimilikinya. Penggunaan drone dalam militer modern semakin meluas, tak hanya untuk serangan, tetapi juga untuk pengintaian, intelijen, dan akuisisi target.

Hal ini tidak mengherankan, sebab drone memiliki sejumlah keunggulan strategis. Selain efisiensi biaya, drone mampu mengurangi risiko keselamatan bagi personel militer, serta dapat dioperasikan dalam misi berbahaya dengan presisi tinggi. Sejumlah negara pun berlomba mengembangkan teknologi drone secara mandiri maupun melalui kerja sama industri pertahanan.

Berdasarkan data dari armedforces.eu, berikut adalah enam negara dengan jumlah armada drone tempur terbanyak di dunia:

1. Amerika Serikat – 444 Unit

Amerika Serikat menempati posisi teratas dalam daftar negara dengan jumlah drone militer terbanyak. Negeri Paman Sam memiliki 444 unit drone berbagai jenis, mulai dari MQ-9 Reaper hingga drone siluman terbaru.

Seluruh cabang militer AS memanfaatkan teknologi UAV, baik untuk misi tempur, pengawasan, maupun relai komunikasi. Dominasi ini mencerminkan investasi jangka panjang AS dalam riset, desain, dan pengembangan arsitektur sistem drone.

2. Turki – 443 Unit

Turki menyusul sangat dekat dengan 443 unit drone, menjadikannya salah satu kekuatan baru dalam bidang teknologi UAV. Di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan, Turki menunjukkan ambisi besar untuk mandiri dalam pengembangan drone tempur.

Drone seperti Bayraktar TB2 dan Anka telah menjadi simbol kemajuan industri pertahanan nasional Turki. Bahkan, beberapa produk drone Turki telah digunakan di berbagai konflik global dan diekspor ke negara-negara lain.

3. China – 160 Unit

China berada di posisi ketiga dengan 160 unit drone militer. Negara ini secara agresif berinvestasi dalam teknologi UAV dan menjadikannya sebagai bagian penting dari modernisasi militer.

Strategi China tidak hanya fokus pada pengembangan domestik, tetapi juga pada ekspansi pasar internasional, menjadikan teknologi drone sebagai produk ekspor strategis. China memanfaatkan drone untuk menjangkau wilayah-wilayah udara sensitif tanpa konfrontasi langsung.

4. Pakistan – 113 Unit

Dengan 113 unit, Pakistan menunjukkan keseriusan dalam pengembangan teknologi drone. Drone tempur dan pengintai menjadi bagian integral dari sistem pertahanan mereka, khususnya dalam menghadapi tantangan keamanan regional.

Salah satu drone lokal yang menjadi andalan adalah Sharper II, buatan GIDS, perusahaan pertahanan milik negara. Sharper II memiliki kemampuan terbang hingga 14 jam, dan dirancang untuk misi pengawasan serta penyelamatan.

5. Rusia – 100 Unit

Rusia memiliki 100 unit drone yang digunakan dalam berbagai misi militer. Dalam konflik seperti perang di Ukraina, Rusia memanfaatkan drone untuk mendeteksi pergerakan musuh dan memberikan data real-time ke pasukan di garis depan.

Walau belum seproduktif AS dan Turki, Rusia terus mengembangkan teknologi drone sebagai bagian dari strategi perang modern mereka, termasuk pengembangan drone kamikaze dan sistem tempur otonom.

6. Iran – 83 Unit

Iran mengandalkan 83 unit drone tempur, yang sebagian besar telah terbukti digunakan di medan perang seperti Suriah dan Irak. Drone buatan dalam negeri Iran dikenal sebagai solusi murah namun efektif dalam misi pengintaian dan serangan jarak jauh.

Selain penggunaan internal, Iran juga secara aktif mengekspor drone ke kelompok sekutunya di Timur Tengah, termasuk Hizbullah, memperluas pengaruh geopolitik melalui teknologi UAV.