Inovasi Ini Ubah Nasib Daerah 'Pasrah' Hujan Jadi Pusat Produksi Pangan

Ilustrasi inovasi.
Sumber :
  • tia.org.za

Digital, VIVAPangumbahan di Sukabumi, Jawa Barat, menyimpan potensi besar sebagai daerah tadah hujan yang krusial dalam mendukung swasembada pangan nasional.

Daerah tadah hujan adalah wilayah yang sistem pertaniannya sangat bergantung pada curah hujan sebagai satu-satunya sumber irigasi.

Berbeda dengan daerah yang memiliki sistem irigasi teknis yang kompleks, pertanian di daerah tadah hujan sepenuhnya pasrah pada siklus musim dan intensitas hujan.

Kondisi ini seringkali menimbulkan tantangan, seperti risiko kekeringan dan gagal panen saat musim kemarau panjang, atau banjir saat curah hujan ekstrem.

Peran daerah tadah hujan seperti Pangumbahan menjadi vital dalam mencapai swasembada pangan karena beberapa alasan:

- Sumber Produksi Pangan Primer: Daerah tadah hujan, meskipun berisiko, merupakan lumbung pangan yang signifikan. Produksi padi di Pangumbahan, misalnya, secara langsung berkontribusi pada total produksi beras nasional. Peningkatan produktivitas di daerah ini akan langsung berdampak pada ketersediaan pangan di tingkat daerah dan nasional.

- Diversifikasi Sumber Produksi: Bergantung pada sedikit daerah irigasi teknis saja akan sangat berisiko jika terjadi gangguan. Dengan mengembangkan potensi di daerah tadah hujan, kita mendiversifikasi sumber produksi pangan, sehingga jika satu daerah mengalami masalah, daerah lain masih bisa menopang.

- Pemberdayaan Petani Lokal: Fokus pada peningkatan pertanian di daerah tadah hujan berarti memberdayakan komunitas petani lokal. Dengan memberikan akses pada teknologi, bibit unggul, dan pendampingan yang tepat, kita tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga kesejahteraan petani.

- Inovasi Pertanian Berkelanjutan: Tantangan di daerah tadah hujan mendorong inovasi. Penggunaan varietas padi unggul yang lebih tahan kekeringan atau genangan, teknik rainwater harvesting, serta pengelolaan lahan konservasi menjadi kunci. Inovasi-inovasi ini tidak hanya bermanfaat untuk Pangumbahan, tetapi juga bisa direplikasi di daerah tadah hujan lainnya.

Meski begitu ada tantangannya. Pangumbahan kerap dilanda kekeringan saat musim kemarau.

Untuk itulah, digelar program pipanisasi air bersih yang digagas dan dilaksanakan oleh TNI AD serta berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian.

Proyek strategis nasional TA 2025 ini menyasar kebutuhan mendasar warga sekaligus membuka peluang penguatan sektor pertanian dalam mendukung swasembada pangan di wilayah pesisir selatan Jawa Barat.

Melalui pipanisasi dari mata air Curug/Leuwi Lodong sejauh 9 kilometer, kini masyarakat dapat menikmati akses air bersih yang stabil.

Program ini menghadirkan 4 bak utama berukuran 8x8x1,5 meter dan 8 bak pembagi berukuran 4x4x1,5 meter, dengan cakupan lahan pengairan seluas 424,7 hektare.

"Pipanisasi merupakan langkah tepat untuk memperkuat pondasi pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim. Kehadiran air bukan hanya menyelamatkan tanaman, tapi membuka peluang peningkatan produktivitas. Ini akan mempercepat terwujudnya swasembada pangan berbasis desa," ungkap Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP), Kementerian Pertanian, Leli Nuryati.