Bahaya ChatGPT, Grok, Gemini hingga DeepSeek: AI Canggih Tapi Bisa Bikin Otak Manusia Tak Berkembang!
- Freepik
Digital, VIVA –Kecanggihan artificial intelligence (AI) seperti ChatGPT, Gemini, Grok, hingga DeepSeek memang mengubah dunia. Dari membantu pekerjaan hingga menjawab pertanyaan kompleks, AI tampak seperti sahabat digital yang ideal.
Namun, para pakar teknologi dan psikologi dunia justru memperingatkan sisi gelap dari teknologi ini.
AI yang awalnya dirancang untuk mempermudah hidup, kini mulai dikritik karena bisa membahayakan kesehatan mental, mengikis kemampuan berpikir, bahkan dipakai untuk menyebarkan propaganda.
Lebih parah, ketergantungan terhadap AI juga berisiko membuat otak manusia “mandek” alias malas berpikir.
AI DeepSeek, Gemini, ChatGPT dan Grok
- -
Berikut deretan peringatan penting yang wajib kamu tahu sebelum terlena oleh teknologi AI:
1. DeepSeek: AI Asal China yang Sarat Sensor dan Propaganda
DeepSeek dikembangkan oleh perusahaan AI asal Tiongkok dan sempat dipuji karena open-source. Namun, banyak negara kini mulai mewaspadainya. AI ini diketahui menyensor topik sensitif seperti Tiananmen Square, Hong Kong, dan Taiwan.
“DeepSeek menumpulkan konten kritis dan menghapus respons hanya setelah menuliskannya, ini bentuk sensor ideologis,” ujar Chris Duffy, pakar keamanan siber dan mantan analis pertahanan Inggris.
Bahkan, Jerman dan Australia telah melarang penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah karena dianggap melanggar privasi dan rawan disusupi propaganda.
2. ChatGPT, Gemini, dan Grok Gampang Dibobol
Studi dari Ben Gurion University menunjukkan bahwa AI seperti ChatGPT dan Gemini bisa di-jailbreak dengan mudah. Artinya, pengguna bisa memaksa AI memberikan informasi sensitif seperti cara meretas, membuat bom, hingga menyebarkan hoaks.
Hal ini tentu jadi alarm bahaya, mengingat AI kini digunakan di sekolah, kantor, hingga pemerintahan.
3. AI Bisa Menyebabkan Otak Tidak Berkembang
Psikolog memperingatkan bahaya dari fenomena cognitive offloading—di mana manusia terlalu bergantung pada AI untuk berpikir. Akibatnya, kemampuan otak untuk mengingat, menganalisis, dan menyelesaikan masalah bisa melemah.
“Jika semua soal dijawab AI, kapan kita melatih otak sendiri?” ujar pakar psikologi dari Inggris dalam laporan Financial Times.
Fenomena ini makin sering terjadi pada pelajar dan mahasiswa yang lebih memilih meminta jawaban ke ChatGPT ketimbang berpikir sendiri.
4. AI Menyebabkan Ketergantungan dan Gangguan Mental
Penggunaan AI dalam waktu lama juga bisa memicu gangguan mental. Dr. Nina Vasan dari Stanford mengatakan banyak pasien mulai mengalami delusi, seolah-olah chatbot adalah makhluk hidup yang bisa memahami emosi mereka.
Bahkan muncul istilah baru: ChatGPT psychosis, di mana pengguna AI mengalami gangguan persepsi akibat interaksi intens dengan chatbot.
5. CEO OpenAI: “Anak Muda Percaya Buta ke ChatGPT”
Sam Altman, CEO OpenAI sekaligus ‘ayah’ ChatGPT, justru menyuarakan kekhawatiran. Ia mengungkap banyak anak muda terlalu bergantung pada ChatGPT bahkan dalam keputusan hidup.
“Mereka bilang: ‘ChatGPT tahu aku, tahu teman-temanku, aku tinggal ikut saja.’ Itu sangat berbahaya,” katanya dalam sebuah wawancara.
6. AI Berpotensi Mengancam Umat Manusia
Geoffrey Hinton, tokoh AI legendaris yang dijuluki “Godfather of AI”, bahkan memilih mundur dari Google untuk bisa bersuara bebas.
“Ada kemungkinan 10–20 persen bahwa AI akan menyebabkan kepunahan umat manusia dalam 30 tahun ke depan,” tegasnya.
7. DeepSeek Gagal Tes Keamanan dan Etika
Laporan independen menyebut DeepSeek gagal dalam:
Mendeteksi malware dan peretasan
Menyaring konten kekerasan
Membedakan antara fakta dan opini
Menghindari pertanyaan berbahaya
Pakar AI Stuart Battersby menyebut DeepSeek sebagai “AI yang tak punya filter keamanan kuat dan terlalu tunduk pada sensor pemerintah.”
Kesimpulan: AI Harus Jadi Alat, Bukan Otak Kedua
AI seperti ChatGPT, Gemini, Grok, dan DeepSeek jelas sangat berguna. Namun ketika pengguna mulai percaya buta, berhenti berpikir kritis, dan menyerahkan keputusan pada AI, di situlah bahaya mulai muncul.
Tips Aman Gunakan AI:
Jangan gunakan AI untuk menggantikan logika dan keputusan penting
Jangan bagikan data pribadi
Cek ulang setiap jawaban AI
Gunakan AI sebagai alat bantu belajar, bukan pengganti guru
Dukung regulasi AI di Indonesia dan internasional