Pemanfaatan Teknologi untuk Pertanian Bukan Lagi Pilihan
- Dok. Ewindo
Digital, VIVA – Petani sayuran dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Gelar Teknologi Pertanian, ajang belajar bersama yang menghadirkan inovasi budidaya sayuran modern.
Kegiatan yang diikuti lebih dari 900 pertani ini digelar serempak di daerah-daerah yang menjadi sentra pertanian seperti Karawang dan Bandung-Jawa Barat, Magelang, Wonosobo dan Sragen-Jawa Tengah, Minahasa dan Pinrang-Sulawesi, serta Alahan Panjang-Sumatra Barat.
Gelar Teknologi Pertanian menjadi momen penting bagi petani sayuran, yang selama ini menjadi tulang punggung penyedia pangan bergizi bagi masyarakat Indonesia terlebih di tengah tantangan besar seperti perubahan iklim, keterbatasan lahan, penurunan kualitas tanah, dan serangan hama serta penyakit tanaman.
Teknologi yang diperkenalkan meliputi pengolahan lahan yang lebih efisien termasuk pengukuran pH tanah, pemanfaatan pupuk hayati, teknik perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, hingga pemilihan varietas unggul berkualitas tinggi yang telah terbukti adaptif di berbagai wilayah Indonesia.
“Pemanfaatan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Kami ingin petani sayuran bisa menghasilkan panen yang lebih tinggi dan di saat bersamaan tetap menjaga kualitas lahan sehingga kesejahteraan petani dapat berkelanjutan,” ujar Direktur R&D PT East-West Seed Indonesia (Ewindo), Fatkhu Rokhman.
Salah satu yang paling ditunggu dalam Gelar Teknologi Pertanian ini adalah pengenalan varietas-varietas unggul sayuran terbaru yang tahan serangan virus. Seperti diketahui, petani sayuran beberapa tahun terakhir dihantui serangan virus tanaman yang dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian besar.
Beberapa varietas tahan virus yang dikenalkan antara lain Terong M72 F1, Kacang Panjang GUARDA F1, Melon DAVINA F1, dan Cabai Keriting TANGGUH F1. Selain tahan virus, varietas tersebut memiliki potensi hasil panen besar dan cepat panen (genjah).
Petani juga dikenalkan dengan Jagung NB SUPER F1, varietas jagung manis unggul yang memiliki produktivitas tinggi sekaligus adaptif di berbagai kondisi lahan.
Menariknya, jagung ini juga memberikan keuntungan lebih besar kepada petani dengan hasil panen lain yaitu baby corn atau putren yang melimpah. Keunggulan-keunggulan tersebut diyakini mampu memberikan nilai tambah bagi petani sayuran.
Selain lebih tangguh menghadapi perubahan iklim dan serangan penyakit serta virus, varietas unggul ini juga membuka peluang ekonomi yang lebih besar karena hasil panen sesuai dengan permintaan pasar.
Selain varietas sayuran unggul, khusus petani di Bandung dan Wonosobo juga diperkenalkan teknologi penanaman bawang merah melalui biji.
Teknologi ini mulai banyak diminati karena memberikan banyak keuntungan, antara lain lebih hemat biaya bibit, lebih terbebas dari serangan penyakit, serta menghasilkan bawang merah dengan kualitas umbi yang seragam.
Bagi petani sayuran, teknologi ini bukan hanya solusi inovatif, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah nasional, yang selama ini menjadi salah satu komoditas penting dalam konsumsi sehari-hari masyarakat.