Nostalgia Game Warnet: Apakah Point Blank Masih Layak Dimainkan di 2025?
- Istimewa
Jakarta, VIVA Digital – Bagi generasi 2000-an, menyebut nama Point Blank (PB) sudah cukup untuk memicu gelombang nostalgia. Game FPS online ini dulu merajai hampir setiap warnet di Indonesia. Dari duel headshot sengit di mode Death Match, aksi tanam bom di Bomb Mission, hingga rivalitas antar clan—semua itu menjadi bagian dari sejarah emas dunia gaming Tanah Air.
Namun, seiring berkembangnya teknologi dan munculnya game-game baru seperti Valorant, Apex Legends, hingga Call of Duty Mobile, banyak yang mulai bertanya: Apakah Point Blank masih relevan di tahun 2025?
Untuk menjawabnya, mari kita lihat dari berbagai sisi—dari jumlah pemain aktif, perubahan yang dibawa pengembang, komunitas yang masih bertahan, hingga bagaimana PB bersaing di era game kompetitif masa kini.
Dirilis pertama kali di Indonesia pada 2009, Point Blank langsung mencuri perhatian. Keberhasilannya terletak pada gameplay cepat, mekanik sederhana, dan aksesibilitas tinggi. Ditambah dengan server lokal dan event-event komunitas yang aktif, PB menjadi rumah bagi ribuan gamer, baik pemula maupun pemain kompetitif.
Senjata ikonik seperti Kriss S.V, AK-47, dan Dragunov, serta karakter-karakter seperti Viper Red dan Hide, menjadi simbol kejayaan masa lalu. Bahkan, hingga kini masih banyak gamer yang dengan bangga menyebut PB sebagai "game FPS pertama mereka."
Apakah PB Masih Punya Pemain Aktif di 2025?
Jawabannya adalah: ya, tetapi tidak sebanyak dulu. Meskipun mengalami penurunan drastis dibandingkan masa kejayaannya, Point Blank masih memiliki basis pemain loyal, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Zepetto sebagai pengembang juga terus menjaga server tetap hidup, menyelenggarakan event musiman, update konten, dan penyesuaian balancing senjata.
Beberapa turnamen lokal dan komunitas kecil tetap aktif, menunjukkan bahwa PB masih memiliki denyut kehidupan. Namun, secara skala, tentu saja sudah jauh tertinggal dibandingkan game FPS modern lain yang kini mendominasi pasar global.
Faktor yang Membuat PB Masih Bertahan
Ada beberapa alasan mengapa Point Blank tetap relevan bagi sebagian gamer:
- Rasa nostalgia yang kuat – Bagi pemain lama, PB lebih dari sekadar game; ia adalah kenangan masa kecil atau masa remaja di warnet bersama teman-teman.
- Spesifikasi ringan – Di era di mana banyak game berat, PB tetap ramah untuk laptop dan PC kentang.
- Komunitas lokal yang solid – Beberapa forum dan grup sosial media PB masih aktif berbagi info, mod, bahkan rekrutmen clan.
- Gameplay khas – Meski sederhana, gaya tembak-menembak PB punya keunikan tersendiri yang tidak semua FPS modern tawarkan.
Tantangan Point Blank di Era Game Modern
Sayangnya, tidak bisa dimungkiri bahwa PB kini menghadapi tantangan berat. Dari sisi visual, grafis Point Blank terlihat ketinggalan zaman. Fitur matchmaking yang tidak selalu seimbang, minimnya fitur anti-cheat yang kuat, serta kurangnya inovasi gameplay membuat gamer baru sulit bertahan lama.
Di tengah hadirnya game gratis dengan kualitas AAA seperti Valorant dan Warzone Mobile, Point Blank perlu sesuatu yang revolusioner jika ingin menarik pemain baru di luar komunitas lama.
Masih Relevan, Tapi Butuh Pembaruan
Point Blank di 2025 masih ada, masih dimainkan, tapi tidak dominan. Ia bertahan lebih karena faktor nostalgia dan komunitas daripada inovasi. Jika Zepetto ingin PB kembali bersinar, perlu ada transformasi besar—entah dari sisi grafis, engine baru, atau bahkan versi remake.
Namun, selama masih ada gamer yang setia dan event komunitas yang berjalan, PB akan selalu punya tempat tersendiri di hati pecinta FPS Indonesia. Game ini mungkin bukan yang paling relevan, tapi ia tetap legendaris.