7 Game Populer yang Dilarang di Indonesia, Dianggap Berbahaya Bagi Anak dan Remaja: Terbaru Roblox
- Roblox
Jakarta, VIVA Digital – Di tengah pesatnya perkembangan industri game, sejumlah judul populer justru mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan dilarang beredar karena dinilai memiliki dampak negatif, khususnya terhadap anak-anak dan remaja.
Alasan pelarangan ini beragam, mulai dari kekerasan berlebihan, nilai yang tidak sesuai dengan norma sosial, hingga potensi gangguan terhadap ketertiban umum. Salah satu yang terbaru adalah peringatan keras terhadap Roblox.
Roblox Ditegur Menteri Pendidikan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, menyoroti Roblox sebagai game yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Menurutnya, anak-anak belum memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya simulasi.
“Sering kali mereka meniru adegan dalam game, termasuk yang bernuansa kekerasan,” ujar Mu'ti saat kunjungan ke SDN Cideng 02, Jakarta 4 Agustus 2025. Ia mencontohkan tindakan membanting dalam permainan yang dianggap biasa, namun jika diterapkan di dunia nyata bisa berakibat fatal.
Sebagai solusi, pemerintah meluncurkan program Tunas—kolaborasi enam kementerian—yang mendorong konten digital edukatif untuk anak. Ia juga menyarankan tayangan seperti Dora the Explorer sebagai alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik.
Namun, Roblox bukan satu-satunya game yang pernah menjadi sorotan. Berikut beberapa game lain yang juga pernah dilarang atau dibatasi di Indonesia:
1. Pokemon Go
Game berbasis augmented reality ini sempat dilarang di lingkungan instansi pemerintah karena dianggap mengganggu keamanan dan produktivitas. ASN diinstruksikan untuk tidak memainkannya di area kantor, sementara masyarakat umum diimbau bermain secara bijak.
Game pertarungan ini batal dirilis secara resmi di Indonesia karena memuat unsur kekerasan ekstrem dan simbol yang dianggap bertentangan dengan budaya lokal. Keputusan tersebut membuat banyak penggemar di Tanah Air kecewa.
Meskipun sangat populer, versi mobile game ini juga sempat dikritik karena menampilkan adegan baku tembak realistis. MUI bahkan sempat merekomendasikan agar game ini dihindari karena dianggap kurang mendidik.
4. PUBG Mobile
Game bergenre battle royale ini mendapat fatwa haram dari MUI karena kekerasan grafisnya dan potensi adiksi yang tinggi. Banyak pihak khawatir PUBG dapat memicu perilaku agresif, terutama di kalangan pemain muda.
5. Free Fire
Game tembak-menembak ini juga sering dikritik karena dinilai menurunkan produktivitas dan memicu perilaku konsumtif melalui sistem pembelian dalam aplikasi. Anak-anak dinilai rentan menghabiskan uang tanpa kontrol orang tua.
6. Fortnite
Meski populer di seluruh dunia, Fortnite pernah mendapat larangan di sejumlah daerah di Indonesia. Alasannya serupa: kekerasan dan sistem monetisasi yang dianggap tidak ramah anak.
7. Roblox
Game berbasis dunia virtual ini kini disorot langsung oleh Mendikdasmen, Abdul Mu’ti karena dikhawatirkan mendorong anak meniru kekerasan virtual ke dunia nyata. Mu'ti menyarankan agar anak-anak diarahkan ke konten edukatif yang meningkatkan kemampuan sosial dan problem solving.