Australia Perketat Roblox, Indonesia Justru Buka Jalan Jadi Ekskul di Sekolah
- Roblox
Jakarta, VIVA Digital – Game online semakin lekat dengan kehidupan generasi muda, bahkan mulai masuk ke ranah pendidikan. Belakangan, langkah Wali Kota Solo Respati Adi yang menjadikan Roblox sebagai ekstrakurikuler (ekskul) SMP di wilayahnya memantik perhatian publik.
Kebijakan ini dianggap berani sekaligus kontroversial, mengingat perdebatan global soal dampak game online ini terhadap anak.
DPR RI Angkat Bicara
Menanggapi kebijakan tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, menyatakan tidak keberatan selama penerapannya tetap berpegang pada kurikulum nasional dan memberikan manfaat nyata bagi siswa.
“Selama manfaatnya lebih besar dari mudaratnya, silakan saja. Tetapi tidak boleh keluar dari kurikulum pendidikan secara nasional,” ujar Lalu di Gedung DPR, Jakarta, Senin 15 September 2025.
Ia menegaskan, bila ekskul Roblox tidak memiliki kaitan dengan kurikulum nasional, lebih baik dibatalkan. Menurutnya, kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia adalah kurikulum nasional, bukan kurikulum daerah.
Meski begitu, Lalu menilai Roblox tidak sepenuhnya negatif. Ia mendorong agar implementasi ekskul ini mengambil sisi positif dari platform tersebut.
“Kalau mau dibuat ekstrakurikuler (ekskul) silakan saja, tapi manfaatnya harus lebih besar daripada mudaratnya. Kalau sebaliknya, ya sebaiknya dihapus,” tambahnya.
Visi Pendidikan Kreatif dari Solo
Sementara itu, Wali Kota Solo Respati Adi menjelaskan alasan di balik keputusan menghadirkan Roblox sebagai ekskul di SMP. Kegiatan ini nantinya akan digelar di Solo Techno Park (STP) dengan pendampingan guru dan orang tua.
Menurut Respati, tujuan utama ekskul Roblox adalah memberikan variasi pembelajaran agar siswa tidak hanya terkungkung di dalam kelas. “Anak-anak harus diberi pelajaran dari hal-hal menyenangkan. Apalagi ini generasi Alpha yang perlu kita kawal potensinya,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan pengawasan dan pelatihan yang tepat, Roblox bisa menjadi wadah anak-anak untuk berkreasi sekaligus bersosialisasi. Respati bahkan menyebut game lain seperti Minecraft dan PK XD yang juga berpotensi mendorong kreativitas generasi muda.
Kebijakan Ketat di Negara Tetangga
Di sisi lain, langkah Indonesia yang terkesan longgar kontras dengan kebijakan Australia. Pemerintah Negeri Kanguru melalui Komisioner Keamanan Elektronik (eSafety), Julie Inman Grant, baru saja mengumumkan aturan ketat untuk membatasi risiko anak di platform Roblox.
Menurut Inman Grant, Roblox telah lama menjadi incaran predator online yang menyasar anak-anak. “Platform yang populer di kalangan anak juga populer di kalangan predator dewasa. Roblox tidak terkecuali,” ujarnya, dikuip AFP.
Atas desakan regulator, Roblox Corp yang berbasis di California sepakat menerapkan beberapa langkah besar:
- Verifikasi usia pengguna agar anak-anak tidak mudah membuat akun palsu.
- Pemblokiran komunikasi orang dewasa dengan pengguna di bawah 16 tahun.
- Penonaktifan fitur obrolan langsung bagi akun yang belum memverifikasi usia.
Aturan baru ini akan berlaku di Australia pada akhir 2025.
Risiko dan Ancaman Denda Besar
Australia juga menyiapkan regulasi ketat terkait keamanan daring anak, termasuk larangan akses media sosial untuk anak di bawah 16 tahun mulai Desember mendatang.
Jika Roblox melanggar perjanjian, regulator berhak menjatuhkan denda hingga AU$49,5 juta atau sekitar Rp539,7 miliar. Meski menyambut langkah Roblox, Inman Grant tetap mengingatkan agar orang tua aktif memantau interaksi daring anak-anak.
“Kami ingin platform menjadikan keamanan sebagai standar tinggi, bukan sekadar minimum,” tegasnya.
Dua Pendekatan yang Berbeda
Kebijakan berbeda antara Indonesia dan Australia mencerminkan perbedaan pendekatan dalam menyikapi game online. Di satu sisi, Indonesia—melalui DPR dan pemerintah daerah—lebih terbuka selama ada manfaat edukatif. Di sisi lain, Australia memilih memperketat aturan demi melindungi anak dari risiko predator online.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah Indonesia sudah siap dengan pengawasan ketat bila game online seperti Roblox benar-benar masuk ke dunia pendidikan?