Tren Kamera HP 2025: Apakah Kamera Dukungan AI Bisa Kalahkan Sensor 200MP?
- Dok. Samsung
Digital, VIVA – Dunia fotografi mobile terus berkembang dengan sangat cepat. Jika pada tahun-tahun sebelumnya konsumen tergiur dengan angka megapiksel yang tinggi seperti 108MP atau bahkan 200MP.
Kini tren teknologi kamera mulai bergeser ke arah lain, yaitu pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan besar, apakah kamera dengan dukungan AI bisa mengalahkan kamera 200MP?
Kamera 200MP: Angka Besar, Tapi Tidak Selalu Lebih Baik?
Sejak kemunculan sensor 200MP seperti Samsung ISOCELL HP1 atau HP3, banyak ponsel flagship mengadopsinya.
Sensor ini memang menawarkan detail luar biasa, terutama saat digunakan dalam kondisi pencahayaan optimal. Namun, banyak pengamat teknologi menilai bahwa megapiksel tinggi bukanlah satu-satunya penentu kualitas foto.
Infinix Zero Ultra 5G dengan kamera 200 MP
- -
"Jumlah megapiksel besar memang memberikan detail yang lebih tajam, tetapi itu hanya satu aspek dari kualitas kamera. Dinamika warna, noise reduction, hingga pemrosesan pasca pengambilan gambar lebih penting dalam pengalaman sehari-hari," ungkap Ben Sin, jurnalis teknologi senior di XDA Developers.
Bahkan, dalam praktiknya, banyak pengguna justru mengatur kamera mereka ke mode 12MP atau 50MP karena hasilnya lebih stabil dan efisien dalam ukuran file.
AI Mengubah Paradigma Fotografi Mobile
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi teknologi kamera berbasis AI. Banyak ponsel flagship terbaru seperti Google Pixel 9, Samsung Galaxy S25, dan Xiaomi 15s Pro lebih menekankan kemampuan AI dibanding sekadar mengejar angka megapiksel.
AI kini mampu mengatur eksposur, white balance, dan HDR secara real time, memperhalus detail wajah, menghapus objek tak diinginkan, hingga menciptakan efek bokeh yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh kamera DSLR.
Menurut Google, AI di Pixel 9 mampu menggabungkan beberapa frame dalam hitungan milidetik untuk menghasilkan satu gambar yang tajam, cerah, dan bebas noise.
Teknologi ini dikenal sebagai Multi-Frame Super Res Zoom dan menjadi salah satu fitur unggulan yang bahkan bisa menyaingi hasil kamera 200MP dalam kondisi tertentu.
Foto Lebih Cerdas, Bukan Sekadar Lebih Tajam
Tren AI ini juga mendapatkan perhatian dari para reviewer teknologi. Dalam ulasan The Verge, editor teknologi senior Allison Johnson menyebut bahwa foto dari ponsel dengan AI yang baik cenderung lebih memuaskan dibanding foto dari sensor besar yang tidak didukung pemrosesan canggih.
"Foto dari Google Pixel atau iPhone terbaru mungkin hanya menggunakan kamera 48MP, tapi hasil akhirnya bisa lebih menarik dibanding kamera 200MP yang hanya mengandalkan sensor besar," katanya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Marques Brownlee alias MKBHD, YouTuber teknologi terkemuka, yang dalam salah satu videonya mengatakan: "Kualitas foto terbaik bukan soal megapiksel, tapi bagaimana software memprosesnya. AI punya peran besar dalam membuat kamera smartphone terasa magis."
iPhone 16 Pro Max vs Samsung S25 Ultra
- -
Tantangan dan Potensi ke Depan
Tentu saja, kamera AI masih memiliki tantangan tersendiri. Beberapa hasil foto dengan AI cenderung over-processing, menghasilkan warna yang terlalu jenuh atau detail yang tampak tidak natural.
Namun, seiring berkembangnya algoritma dan kemampuan chip pemrosesan seperti Google Tensor G4 atau Snapdragon XRING 01, kualitas ini terus meningkat.
Produsen seperti Samsung, Apple, dan Xiaomi juga gencar mengembangkan Neural Processing Unit (NPU) khusus untuk pemrosesan gambar berbasis AI, bahkan lebih cepat dari ISP (Image Signal Processor) konvensional.
Kesimpulan: Kamera AI Lebih Relevan dari Sekadar Megapiksel?
Melihat tren saat ini, kamera dengan dukungan AI memang tidak secara langsung mengalahkan kamera 200MP dalam hal spesifikasi teknis.
Namun, dalam penggunaan sehari-hari, AI memberikan pengalaman fotografi yang lebih konsisten, cerdas, dan menyenangkan. Bagi konsumen, kepraktisan dan kualitas hasil akhirnya jauh lebih penting daripada sekadar angka megapiksel.
Maka tidak heran jika tren kamera 2025 lebih menyoroti siapa yang memiliki AI paling canggih dibanding siapa yang punya sensor terbesar. Dunia fotografi mobile kini bukan lagi soal ‘lebih besar lebih baik’, tapi ‘lebih pintar lebih unggul’.