Kenapa Samsung dan Apple Bukan Pilihan Tepat untuk Bikin Ponsel Tipis?
- Samsung
Digital – Desain ponsel yang tipis memang terlihat keren dan futuristik, tapi apa jadinya jika baterai cepat habis dan performa jadi kurang optimal? Itulah dilema yang sedang dihadapi Samsung dan Apple dengan perangkat flagship terbaru mereka. Yuk, kita bongkar kenapa dua raksasa teknologi ini mungkin bukan pemain terbaik dalam urusan ponsel super ramping!
Ketika Desain Menang, Tapi Daya Tahan Kalah
Samsung Galaxy S25 Edge memang tampil memikat dengan desainnya yang ramping dan layar besar 6,7 inci. Tapi begitu kami melihat hasil uji baterainya, langsung muncul tanda tanya besar. Dibandingkan seri Galaxy S25 lainnya, daya tahan S25 Edge bisa lebih pendek hingga 4,5 jam. Kenapa bisa begitu?
Jawabannya sederhana, desain tipis memaksa Samsung untuk menyusutkan ukuran baterai. Dan sayangnya, mereka tetap memakai teknologi baterai lithium konvensional. Padahal ada teknologi baru yang sudah digunakan oleh merek lain seperti OnePlus dan Honor, yaitu baterai silikon-karbon, yang mampu menyimpan lebih banyak energi dalam ukuran yang lebih kecil. Cocok banget, kan, buat ponsel setipis S25 Edge?
Apple Juga Kemungkinan Akan Mengulang Kesalahan yang Sama
Lalu bagaimana dengan Apple? iPhone 17 Air dikabarkan juga akan hadir dengan desain ultra-tipis. Meski Apple terkenal jago dalam mengoptimalkan performa baterai kecil berkat integrasi hardware dan software yang apik, tetap saja, hukum fisika tidak bisa dilawan. Baterai lebih kecil artinya daya tahan yang lebih pendek.
Apple memang sering menunggu lebih lama sebelum mengadopsi teknologi baru. Lihat saja iPhone Fold, yang belum kunjung hadir, sementara Samsung sudah sampai generasi ketujuh untuk ponsel lipatnya. Jadi, harapan agar iPhone 17 Air menggunakan baterai silikon-karbon kemungkinan masih jauh dari kenyataan.