Apple Siap Cerai dari China
- GSMArena
Digital, VIVA — Apple menginvestasikan US$500 juta dalam kesepakatan dengan perusahaan tanah jarang asal Amerika Serikat (AS), MP Materials, karena pembuat iPhone tersebut menghadapi tekanan dari Presiden Donald Trump untuk memproduksi telepon pintar populernya di dalam negeri.
Sebagai bagian dari kemitraan yang diumumkan pada Selasa kemarin, Apple berkomitmen untuk membeli magnet tanah jarang langsung dari MP Materials guna memperkuat rantai pasokannya di AS.
Apple juga akan berkolaborasi dengan perusahaan tersebut dalam pembangunan jalur daur ulang baru di California, yang akan memanfaatkan kembali material tanah jarang daur ulang untuk digunakan dalam produk-produk Apple.
Langkah ini merupakan bagian dari investasi sebesar US$500 miliar yang diumumkan Apple awal tahun ini untuk memperluas operasinya di AS seiring dengan upaya Pemerintahan Donald Trump untuk mendorong manufaktur teknologi di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada China.
Logam tanah jarang, yang sangat penting untuk berbagai hal, mulai dari ponsel pintar (smartphone) hingga TV dan jet militer, telah menjadi alat tawar-menawar utama dalam perundingan dagang antara Washington DC dan Beijing.
Hal ini dikarenakan China mengendalikan hampir semua pemrosesan logam tanah jarang.
"Inovasi Amerika mendorong semua yang kami lakukan di Apple, dan kami bangga dapat memperdalam investasi kami di ekonomi AS. Material tanah jarang sangat penting untuk menciptakan teknologi canggih, dan kemitraan ini akan membantu memperkuat pasokan material vital ini di sini," kata CEO Apple Tim Cook, seperti dikutip dari situs CNN, Rabu, 16 Juli 2025.
Fasilitas MP Materials di Fort Worth, Texas, akan menciptakan lini manufaktur magnet baru khusus untuk produk Apple.
Pengiriman diperkirakan akan dimulai pada 2027 dan pada akhirnya akan mendukung "ratusan juta perangkat Apple," menurut MP Materials.
Material tersebut akan dikirimkan ke seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia.
Apple mengatakan ekspansi ini akan menciptakan puluhan lapangan kerja baru. Kedua perusahaan juga akan menyediakan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja AS dalam bidang manufaktur magnet.
Sebagai informasi, China memiliki monopoli virtual atas unsur tanah jarang, yang merupakan komponen penting untuk berbagai produk sehari-hari, mulai dari smartphone, turbin angin, lampu LED, hingga TV layar datar.
Unsur-unsur ini juga penting untuk baterai kendaraan listrik, pemindai MRI, dan pengobatan kanker.
Istilah tanah jarang juga agak keliru. Material ini ditemukan di seluruh kerak Bumi, tetapi sulit dan mahal untuk diekstraksi dan diproses.
China memiliki satu-satunya peralatan yang dibutuhkan untuk memproses beberapa unsur tersebut dan saat ini mengendalikan 92 persen produksi global dalam tahap pemrosesan.
Sementara kesepakatan MP Materials dapat membantu Apple mendapatkan dukungan Donald Trump di tengah ancaman tarif, kesepakatan itu juga sejalan dengan upaya Apple untuk memasukkan lebih banyak bahan daur ulang ke dalam produknya – sebuah rencana yang sudah ada jauh sebelum Donald Trump menjabat.
iPhone 16e, yang diluncurkan awal tahun ini, mengandung 30 persen bahan daur ulang, misalnya.
Apple menyatakan menggunakan logam tanah jarang daur ulang dalam produk-produk utamanya, termasuk magnet yang terdapat pada iPhone, iPad, Apple Watch, MacBook, dan model Mac terbaru.
Pemerintahan Trump telah mendorong Apple dan raksasa teknologi lainnya untuk memproduksi produk mereka di AS daripada bergantung pada fasilitas perakitan dan operasi rantai pasokan yang sebagian besar berlokasi di China, India, dan Vietnam.
Meski begitu, Apple belum membahas rencana pemindahan produksi iPhone ke AS, dan tampaknya hal itu mustahil. Hal ini karena raksasa teknologi tersebut harus mengubah cara mereka memproduksi produk yang paling menguntungkan.