Mendarat Darurat di Labuan Bajo, Ini Sosok CMV-22 Osprey Milik Militer AS yang Viral

2 pesawat militer AS CMV-22 Osprey mendarat darurat di Bandara Komodo
Sumber :
  • HO

Digital, VIVA – Dua pesawat militer Amerika Serikat jenis CMV-22 Osprey mendadak jadi perbincangan hangat publik Indonesia usai mendarat darurat di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu, 6 Juli 2025.

F-22 Raptor Siap Jadi ‘Bos’ Drone Tempur Masa Depan, Pakai Tablet Buat Kendali Serangan?

Aksi keduanya yang dikawal ketat TNI AU memancing rasa penasaran: seperti apa sebenarnya sosok pesawat CMV-22 Osprey ini?

 

Amerika Pamer 5 Teknologi Tempur Paling Canggih 2025, Iran Bisa Gigit Jari

CMV-22 Osprey bukan pesawat biasa. Mesin canggih ini merupakan salah satu alutsista paling unik milik militer AS yang mampu lepas landas secara vertikal seperti helikopter, namun bisa terbang cepat seperti pesawat turboprop.

Teknologinya disebut-sebut sebagai revolusi dalam dunia angkutan militer udara.

Mengapa Tidak Ada yang Bisa Meniru B-2 Spirit? Ini Teknologi Rahasia di Baliknya

 

Berikut sejumlah fakta menarik tentang CMV-22 Osprey yang sukses mencuri perhatian publik di Labuan Bajo:

 

1. Kombinasi Helikopter dan Pesawat Terbang

CMV-22 Osprey merupakan pesawat konvertiplane, artinya bisa mengubah mode terbang dari vertikal ke horizontal. Saat lepas landas dan mendarat, mesin rotor akan menghadap ke atas layaknya helikopter. Namun saat berada di udara, mesin itu akan berpindah posisi ke depan, menjadikannya secepat pesawat baling-baling.

 

2. Versi Khusus Angkatan Laut AS

Meski Osprey dikenal dalam berbagai varian, CMV-22 merupakan versi yang dikembangkan khusus untuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Tugas utamanya adalah pengiriman logistik dan peralatan penting ke kapal induk, terutama untuk misi pengisian bahan bakar, evakuasi medis, dan pengiriman komponen mesin pesawat tempur.

 

3. Jangkauan Lebih Luas dan Kapasitas Lebih Besar

Dibanding pendahulunya, yakni MV-22 Osprey milik Korps Marinir AS, CMV-22 punya jangkauan lebih panjang, yakni sekitar 2.100 km dalam sekali terbang. Pesawat ini juga mampu mengangkut hingga 6.000 pon (sekitar 2.700 kg) muatan, termasuk suku cadang penting seperti mesin pesawat tempur F-35.

 

4. Teknologi Avionik dan Navigasi Mutakhir

CMV-22 dilengkapi sistem avionik canggih yang memungkinkan pilot mengoperasikan pesawat dalam berbagai kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan dan kabut tebal—persis seperti kondisi cuaca saat dua pesawat ini mendarat darurat di Labuan Bajo. Itulah sebabnya misi pendaratan tetap bisa dilakukan secara aman.

 

5. Tak Sekadar Angkut Barang

Meski lebih dikenal sebagai pesawat logistik, CMV-22 Osprey juga dapat digunakan dalam misi penyelamatan, evakuasi medis, hingga operasi khusus berisiko tinggi. Kabinnya yang luas dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, menjadikannya salah satu pesawat paling fleksibel di armada militer AS.

 

6. Teknologi Mahal dan Kompleks

Setiap unit CMV-22 Osprey bernilai lebih dari USD 80 juta (sekitar Rp1,3 triliun). Investasi ini mencerminkan kompleksitas teknologi yang ditanamkan di dalamnya, termasuk sistem propulsi unik dan mekanisme perubahan mode terbang.

 

7. Viral karena Pendaratan Tak Biasa

Momen dua CMV-22 mendarat darurat di Bandara Komodo menjadi viral karena kemunculannya yang tak lazim dan bentuknya yang futuristik. Apalagi, kedatangan pesawat ini diiringi pengamanan ketat dari TNI AU, membuat publik penasaran sekaligus kagum.