Geger! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Hilangnya C-17 Globemaster III, Raksasa Langit yang Tiba-Tiba Menghilang dari Prod

C-17 Globemaster III
Sumber :
  • YouTube Niceon

Digital, VIVA – Dunia penerbangan militer sempat diguncang ketika sebuah keputusan kontroversial diumumkan: produksi C-17 Globemaster III, salah satu pesawat angkut militer paling canggih dan legendaris yang pernah dibuat, resmi dihentikan.

Keyboard Laptop Mendadak Tak Berfungsi? Ini 6 Cara Mudah Mengatasinya

Bagi banyak pihak, langkah ini terasa janggal dan menyisakan tanda tanya besar. Bagaimana bisa pesawat dengan performa luar biasa, kemampuan angkut fantastis, dan rekam jejak misi militer serta kemanusiaan yang mengesankan, justru harus “dipensiunkan” dari jalur produksi?

 

Geger! Inggris-Prancis Resmi Bentuk Aliansi Nuklir, Tunjukkan Pintu Keluar untuk Amerika?

C-17 bukan pesawat biasa. Ia adalah simbol superioritas udara, andalan militer Amerika Serikat, dan menjadi tulang punggung pengiriman logistik ke wilayah paling ekstrem sekalipun. Bahkan, kemampuannya mendarat di landasan yang sangat pendek dan belum berkembang menjadikannya pilihan utama dalam berbagai operasi rahasia dan penyelamatan.

Namun, sejak 2015, pesawat ini tak lagi diproduksi oleh Boeing, pabrikan raksasa yang sebelumnya mengakuisisi McDonnell Douglas—perusahaan perancang awal pesawat ini.

Laptop Tidak Bisa Dimatikan? Ini 7 Cara Ampuh Mengatasi Masalah Shutdown Gagal

 

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ada tekanan politik? Intrik ekonomi? Atau sekadar kekeliruan strategi bisnis yang berdampak jangka panjang?

Berikut ini deretan fakta dan alasan mengejutkan di balik dihentikannya produksi C-17 Globemaster III yang membuat dunia penerbangan bertanya-tanya hingga hari ini.

 

Pabrik Produksi Ditutup dan Dijual

 

Salah satu penyebab paling nyata dari berhentinya produksi C-17 adalah penutupan fasilitas perakitannya di Long Beach, California. Pabrik ini merupakan tempat terakhir di mana C-17 dirakit secara penuh.

Ketika pabrik ini ditutup dan sebagian besar asetnya dijual, peluang untuk melanjutkan produksi menjadi semakin kecil. Memindahkan jalur perakitan ke tempat lain bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan minimnya permintaan pada saat itu.

 

Performa dan Spesifikasi yang Diakui Dunia

 

C-17 dikenal karena kemampuan luar biasanya dalam mengangkut beban hingga lebih dari 164 ribu pon, dengan jangkauan sejauh 6.230 mil laut dalam kondisi kosong.

Namun yang paling mencolok adalah kemampuannya mendarat dan lepas landas di landasan pacu tak beraspal sepanjang 3.000 kaki, jauh lebih fleksibel dibanding pesaingnya seperti Lockheed C-5M Galaxy yang lebih besar dan terbatas.

 

Kurangnya Permintaan Global di Tengah Stabilitas Geopolitik

 

Meski belakangan ini dunia kembali dirundung ketegangan geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina dan situasi di Timur Tengah, namun pada awal 2010-an kondisi global dinilai relatif stabil. Inilah yang membuat banyak negara tidak lagi mengajukan pembelian baru terhadap pesawat sekelas C-17. Permintaan yang stagnan ini menjadi alasan kuat bagi Boeing untuk menghentikan produksi.

 

Terjegal Anggaran Pertahanan Amerika Serikat

 

Produksi C-17 sempat menjadi korban dari pemangkasan besar-besaran anggaran pertahanan AS, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Pengendalian Anggaran tahun 2011. Pada 2010, Departemen Pertahanan secara eksplisit menyatakan bahwa mereka tidak memerlukan tambahan C-17, meskipun pengoperasiannya sangat strategis. Biaya produksi dan pemeliharaan yang tinggi membuat pesawat ini dianggap tidak efisien secara jangka panjang bagi kebutuhan militer saat itu.

 

Sejarah Panjang Sejak Era McDonnell Douglas

 

C-17 pertama kali dikembangkan pada era 1980-an oleh McDonnell Douglas, yang kemudian diakuisisi Boeing. Uji terbang perdananya berlangsung pada tahun 1991, dan pengiriman ke Angkatan Udara AS dimulai pada 1995. Dengan rancangan yang futuristik untuk masanya, pesawat ini dipandang sebagai solusi ideal untuk operasi udara cepat dan fleksibel di berbagai medan.

 

Jumlah Produksi yang Terbatas Namun Efektif

 

Boeing memproduksi total 279 unit C-17 hingga produksi dihentikan. Dari jumlah tersebut, sekitar 275 unit masih beroperasi secara aktif hingga kini. Angkatan Udara Amerika Serikat menjadi pengguna terbesar dengan 223 unit, sementara sisanya tersebar di berbagai negara seperti Australia, Kanada, Inggris, Qatar, dan India.

 

Kontribusi Besar dalam Misi Militer dan Kemanusiaan

 

C-17 memiliki catatan operasional yang impresif. Pada Operasi Pembebasan Irak tahun 2003, pesawat ini digunakan untuk menjatuhkan hampir 1.000 tentara dengan parasut dalam satu kali misi. Tak hanya itu, perannya dalam pengiriman bantuan kemanusiaan pun sangat vital. Ia kerap dikerahkan untuk membawa makanan, air, dan perlengkapan medis ke wilayah bencana seperti Jepang, Haiti, dan Nepal.

 

 

Masa Depan C-17: Apakah Masih Ada Harapan?

 

Hingga saat ini, belum ada pengganti langsung yang sepadan dengan fleksibilitas dan daya tahan C-17. Beberapa analis bahkan menyebut bahwa dunia militer bisa saja menyesal telah terlalu cepat menghentikan produksinya, apalagi di era ketegangan internasional yang meningkat. Meski Boeing pernah membuka opsi melanjutkan produksi jika ada permintaan besar dari luar negeri, kenyataannya hingga kini belum ada realisasi signifikan.

 

C-17 Globemaster III kini menjadi bagian dari sejarah emas dunia penerbangan militer. Namun, jejaknya masih terasa kuat dalam setiap misi yang dilakukannya. Pertanyaannya kini: apakah dunia akan kembali merindukan raksasa langit ini ketika kondisi global semakin tidak pasti?