Kang Seo Ha Meninggal Dunia, Fans Banjiri Medsos dengan AI Tribute dan Video Deepfake Menyentuh

Fans Banjiri Medsos dengan AI Tribute Kang Seo Ha
Sumber :

Digital, VIVA – Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Korea Selatan setelah aktris muda Kang Seo Ha meninggal dunia pada Senin pagi, 14 Juli 2025, di usia 31 tahun.

Redmi Pad 2 Cocok untuk Apa? Ini 5 Kegunaan Terbaik di 2025!

Namun di tengah kesedihan yang mendalam, dunia digital justru menjadi ruang baru bagi para penggemar untuk meluapkan rasa kehilangan mereka dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Bukan hanya lewat unggahan foto atau video kenangan, para fans kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan berbagai bentuk penghormatan digital.

Keyboard Laptop Mendadak Tak Berfungsi? Ini 6 Cara Mudah Mengatasinya

Mulai dari puisi memorial yang dihasilkan AI, ilustrasi bergaya fanart digital, hingga klip deepfake tribute yang seolah menghidupkan kembali sosok sang aktris, semua tersebar luas di platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.

Teknologi Jadi Sarana Duka Kolektif

Fenomena ini menandai era baru dalam cara publik mengekspresikan duka. Di berbagai media sosial, tagar seperti #KangSeoHaAITribute dan #RememberKangSeoHa sempat menjadi trending. Beberapa akun bahkan mengunggah kompilasi deepfake berisi pesan perpisahan seolah dari Kang Seo Ha kepada para penggemarnya, disusun dengan teknologi voice synthesis dan motion recreation berbasis AI.

Geger! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Hilangnya C-17 Globemaster III, Raksasa Langit yang Tiba-Tiba Menghilang dari Prod

Tak sedikit pula yang menggunakan platform pembuat gambar AI seperti Midjourney atau DALL·E untuk membuat karya memorial yang menggambarkan Kang Seo Ha di alam damai, mengenakan hanbok putih dengan latar sakura gugur, visualisasi emosional yang viral di berbagai forum K-Drama.

Algoritma yang Membentuk Gelombang Emosi

Di balik viralnya konten memorial ini, ada kekuatan algoritma yang bekerja secara masif. Algoritma media sosial kini mampu mengenali pola unggahan berkonten duka atau memorial, lalu menyebarkannya ke lebih banyak pengguna dengan minat serupa.

Hal ini mendorong terciptanya ekosistem digital di mana duka menjadi pengalaman bersama layaknya pemakaman virtual yang terus berlangsung selama berhari-hari.

“Platform seperti TikTok dan Instagram kini tidak hanya menyajikan konten hiburan, tapi juga berfungsi sebagai ruang emosional kolektif, terutama saat publik kehilangan tokoh yang dicintai,” ungkap Dr. Seung Min Lee, peneliti budaya digital dari KAIST, dikutip dari Korea Herald.

AI, Deepfake, dan Etika

Meski banyak yang terharu, tak sedikit pula yang mempertanyakan sisi etis dari penggunaan AI dalam mengenang orang yang telah tiada. Apakah menciptakan ulang wajah dan suara seseorang secara digital tanpa izin merupakan bentuk penghormatan atau justru pelanggaran privasi?

Pertanyaan ini semakin relevan seiring meningkatnya penggunaan teknologi AI memorialization yang memungkinkan seseorang “hidup kembali” secara digital, bahkan berinteraksi secara terbatas dalam bentuk chatbot memorial atau hologram virtual.

Duka di Era Digital

Kang Seo Ha mungkin telah pergi secara fisik, namun kehadirannya justru semakin terasa di ruang maya. Perpaduan antara kecintaan penggemar dan kemajuan teknologi menciptakan bentuk baru dari memorial yang tak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu.

Di era ketika algoritma bisa memetakan emosi, dan AI bisa menghidupkan kenangan, publik tak lagi hanya menangis diam-diam. Mereka berduka, berkarya, dan menyatukan emosi mereka dalam bentuk digital yang menyentuh jutaan hati.