Google Akan Gabungkan Chrome OS dan Android Jadi Satu Platform
- Pixabay
Digital – Pernah merasa Chrome OS seperti “hidup di pulau sendiri”, terpisah dari ekosistem Android? Nah, akhirnya Google sepertinya siap mengirimkan “kapal penyelamat”. Dalam sebuah wawancara dengan TechRadar, Sameer Samat, Presiden Ekosistem Android di Google, mengonfirmasi rencana besar mereka, yaitu menggabungkan Chrome OS dan Android menjadi satu platform tunggal.
Sebenarnya rumor soal ini sudah muncul sejak lama. Bahkan pada November lalu, Android Authority sudah melaporkan bahwa Google memang punya misi untuk menyatukan keduanya. Namun baru kali ini Google resmi mengatakannya secara terbuka. Mungkin langkah ini sedikit terlambat, tapi tetap menjadi kabar yang cukup menggembirakan bagi pengguna Android dan Chromebook.
“Kami akan menggabungkan Chrome OS dan Android menjadi satu platform, dan saya sangat tertarik bagaimana orang menggunakan laptop mereka saat ini,” ujar Sameer Samat dalam wawancara tersebut yang dilansir dari Tom’s Guide.
Android Siap ke Layar Lebih Besar
Belakangan, Android memang terus beradaptasi dengan perangkat layar besar. Fitur-fitur seperti mode desktop mirip Samsung DeX, dukungan tampilan eksternal yang lebih baik, serta kemampuan multitasking dalam bentuk jendela kini hadir di Android.
Kalau Android sudah mampu melakukan hampir semua yang bisa dilakukan Chromebook, kenapa keduanya harus berjalan terpisah?
Tentu, Chrome OS punya kelebihan sendiri. Dengan Chromebook seperti Lenovo Chromebook Plus 14, Google berhasil menciptakan laptop murah yang cocok untuk pelajar. Sistem ini ringan, punya shortcut praktis, dan sudah dilengkapi fitur AI yang terasa alami. Tapi semua kelebihan ini bisa saja diintegrasikan ke Android, membuatnya lebih serbaguna.
Meniru Kelebihan Apple
Salah satu kekuatan Apple adalah semua perangkatnya saling terhubung dengan mulus, mulai dari iPhone, iPad, hingga MacBook. Fitur seperti Handoff dan Continuity membuat pengguna merasa semua perangkat Apple “hanya bekerja” tanpa ribet.
Google sebenarnya sudah mencoba mendekati hal ini dengan sinkronisasi Chrome OS dan Android, tapi hasilnya belum semulus Apple. Dengan penggabungan penuh, Google berharap bisa menciptakan pengalaman yang lebih seamless antara ponsel dan laptop Android.
Selain itu, langkah ini juga logis secara statistik. Pengguna Chrome OS kini hanya sekitar 1,25% dari total pengguna komputer di dunia, turun dari hampir 2% tahun lalu. Artinya, Chrome OS mulai kehilangan momentum, dan merger ini mungkin jadi langkah paling cerdas Google dalam satu dekade terakhir.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Meski kabar ini menarik, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Apakah semua perangkat Android bisa jadi laptop?
Bayangkan Pixel 10 dengan aksesori mirip laptop seperti NexDock, sehingga ponsel bisa dipakai layaknya komputer.
Bagaimana nasib Chromebook lama?
Android memang bisa berjalan di prosesor ARM dan x86, tapi mayoritas aplikasi dibuat untuk ARM. Apakah Chromebook berbasis Intel lama akan ditinggalkan?
Bagaimana soal pembaruan?
Chrome OS biasanya mendapat update tiap empat minggu, sementara Android lebih jarang. Apakah frekuensi update akan berubah?
Semua ini masih misteri, dan kemungkinan baru terjawab beberapa tahun lagi, mungkin saat Android 17 dirilis. Namun yang jelas, langkah penggabungan ini adalah sinyal positif untuk masa depan perangkat Android dan Chromebook.
Penggabungan Android dan Chrome OS bisa jadi titik balik penting dalam strategi Google. Jika berhasil, kita bisa melihat ekosistem yang lebih kuat, perangkat lebih fleksibel, dan pengalaman pengguna yang lebih mulus. Jadi, siapkah kamu untuk era baru laptop dan ponsel Android yang benar-benar terhubung?