AS Ubah Kapal Perusak Jadi Monster Lautan! Zumwalt Kini Dilengkapi Rudal Hipersonik Mach 5, Siap Uji Coba 2027

Kapal Perusak Zumwalt
Sumber :
  • Meta defense

Digital, VIVA – Dunia militer kembali dihebohkan oleh langkah mengejutkan Angkatan Laut Amerika Serikat. Kapal perusak futuristik kelas Zumwalt (DDG 1000) yang selama ini dikenal karena desainnya yang mirip kapal luar angkasa dan kemampuan siluman ekstrem, kini tengah menjalani transformasi terbesar dalam sejarah kapal tempur modern.

Bukan Main! Turki Luncurkan Drone Kamikaze Laut Pertama di Dunia, Bisa Hancurkan Kapal Tanpa Terdeteksi Radar

Bukan lagi hanya sekadar kapal perusak, Zumwalt dipersiapkan untuk menjadi salah satu mesin perang paling mematikan di muka bumi.

 

Geger! Inggris-Prancis Resmi Bentuk Aliansi Nuklir, Tunjukkan Pintu Keluar untuk Amerika?

Lewat proyek ambisius yang akan rampung sebelum tahun 2027, kapal ini akan dilengkapi rudal hipersonik konvensional yang bisa melesat dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara.

Senjata canggih tersebut menjadikan Zumwalt sebagai ancaman nyata dalam konflik laut masa depan, khususnya dalam skenario serangan cepat ke wilayah musuh yang dijaga ketat.

Daftar Negara Pemilik Angkatan Udara Terkuat di Dunia, Indonesia Masuk Daftar?

 

Berikut sederet transformasi besar yang membuat Zumwalt naik kelas dari kapal siluman menjadi peluncur rudal hipersonik paling ditakuti di lautan:

 

Perubahan Fungsi Utama Zumwalt

 

Zumwalt awalnya dirancang sebagai kapal perusak pendukung serangan darat, dengan dua meriam AGS berkaliber 155 milimeter yang dirancang menembakkan proyektil serang darat jarak jauh atau LRLAP.

Namun, karena proyektil tersebut terlalu mahal dan akhirnya dibatalkan, konsep kapal pun diubah total. Kini, fokus utama Zumwalt bukan lagi dukungan artileri, melainkan menjadi kapal serang hipersonik berpresisi tinggi.

 

Dek Depan Dirombak Jadi Peluncur Rudal

 

Salah satu perubahan fisik paling mencolok adalah dilepasnya dua sistem meriam utama dari dek depan kapal. Sebagai gantinya, Angkatan Laut AS memasang sistem peluncuran rudal besar terbaru yang disebut dengan nama Large Missile Vertical Launch System atau LMVLS.

Sistem ini memiliki tabung peluncur yang jauh lebih besar dibandingkan VLS standar, sehingga mampu menampung dan meluncurkan rudal hipersonik generasi terbaru.

 

Mampu Membawa 12 Rudal Hipersonik CPS

 

Setelah dimodifikasi, kapal ini akan mampu mengangkut hingga 12 rudal hipersonik Conventional Prompt Strike atau CPS. Rudal ini bisa melesat dengan kecepatan di atas Mach 5, sekaligus bermanuver saat terbang untuk menghindari deteksi dan intersepsi dari sistem pertahanan musuh.

Kombinasi kecepatan, akurasi, dan kemampuan menembus pertahanan menjadikannya senjata ofensif yang sangat mematikan dalam skenario tempur modern.

 

Upgrade Sistem Kontrol Tembakan dan Komputasi

 

Untuk mengimbangi kecepatan dan kompleksitas rudal hipersonik, perangkat lunak kontrol tembakan pada kapal juga mengalami peningkatan besar. Sistem komputasi terpadu Total Ship Computing Environment atau TSCE di-upgrade agar mampu menangani koordinasi penembakan rudal dengan presisi tinggi, termasuk integrasi dengan sensor eksternal dan sistem komando jarak jauh.

 

Persenjataan Lama Tetap Dipertahankan

 

Meskipun fokus utama kini pada rudal hipersonik, persenjataan lainnya seperti sistem peluncur Mk 57 Peripheral Vertical Launch System tetap dipertahankan. Namun, perannya kini menjadi sekunder dan hanya digunakan untuk misi pertahanan atau serangan tambahan dalam skenario tertentu.

 

Radar AN/SPY-3 Juga Dimutakhirkan

 

Radar multifungsi canggih AN/SPY-3 yang dimiliki kapal ini juga tidak luput dari upgrade. Radar ini dirancang untuk mendeteksi berbagai ancaman secara cepat dan tepat, mulai dari rudal jelajah hingga pesawat siluman.

Dengan sistem radar yang lebih mumpuni, Zumwalt dapat berperan sebagai pusat kendali serangan jarak jauh sekaligus tetap beroperasi dalam mode siluman.

 

Misi Global dan Dominasi Maritim

 

Dengan seluruh peningkatan ini, Zumwalt akan menjadi kapal serang pertama yang menggabungkan kemampuan siluman, daya tembak rudal hipersonik, dan komputasi misi tingkat tinggi.

Kapal ini diproyeksikan sebagai garda depan dalam proyeksi kekuatan maritim global AS, khususnya dalam skenario konflik di Indo-Pasifik dan Laut Cina Selatan.