Hati-hati Krisis Energi akibat Lonjakan AI
- Freepik
Digital, VIVA - Permintaan tinggi untuk pusat data kecerdasan buatan (AI data center) memerlukan pasokan energi yang sangat besar, lantaran harus ditopang oleh suplai pembangkit listrik serta air untuk sistem pendinginan.
Hal ini dikhawatirkan menimbulkan krisis energi ke depannya lantaran naiknya harga kedua energi tersebut yang berimbas ke konsumen/pelanggan. Mari kita bedah satu-satu.
Mengutip situs Financial Times, operator jaringan listrik di Amerika Serikat (AS), PJM, yang mencakup 13 negara bagian dan ibu kota Washington DC, mengumumkan jika mereka telah membeli pasokan energi senilai US$329,17 (Rp5,3 juta) per megawatt (MW) per hari, atau meningkat 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Perusahaan itu akan membayar produsen listrik sebesar US$16,1 miliar (Rp262 triliun) untuk memenuhi kebutuhan energinya dari Juni 2026 hingga Mei 2027, alias meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
PJM juga memprediksi akan ada kenaikan 1-5 persen pada tagihan listrik pelanggan, tergantung pada bagaimana utilitas dan negara bagian mengelolanya.
"Ini tidak mengenakkan bagi para Wajib Pajak. Harga lelang yang sangat tinggi akan ditanggung sama pelanggan," kata Timothy Fox, direktur pelaksana di ClearView Energy Partners.
PJM menetapkan harga pada lelang kapasitas tahunan dimana pemasok listrik mengajukan penawaran untuk memenuhi permintaan yang diproyeksikan di wilayah tersebut.
Awal tahun ini, PJM dan beberapa pemerintah negara bagian mengambil langkah untuk mencoba menjaga harga listrik tetap rendah setelah lelang kapasitas tahun lalu menghasilkan harga US$269,92 (Rp4,4 juta) per MW per hari — peningkatan lebih dari 800 persen dari 2023.
Pada Januari misalnya, di bawah tekanan dari pengaduan yang diajukan Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro kepada Komisi Pengaturan Energi Federal, PJM menyetujui "kerah harga" — harga batas bawah dan batas atas yang ditetapkan sebesar US$175 (Rp2,8 juta) per MW per hari dan US$325 (Rp5,2 juta) per MW per hari untuk dua tahun ke depan.
PJM adalah organisasi transmisi regional yang mengelola pasar listrik grosir dan keandalan jaringan.
PJM mencakup "lorong pusat data", sebuah wilayah di Virginia yang menampung data center terbesar di dunia, menjadikannya sebagai contoh kasus tentang bagaimana pertumbuhan sektor ini akan memengaruhi harga listrik.
Operator jaringan dan politisi menghadapi dilema yang semakin meningkat tentang cara memenuhi permintaan daya yang meningkat dari pusat data yang melatih dan menerapkan AI, sekaligus menjaga agar tagihan listrik tidak melonjak.
Perusahaan utilitas menghabiskan jumlah rekor untuk membangun infrastruktur pembangkit dan transmisi mereka, beberapa di antaranya ditanggung langsung oleh perusahaan teknologi besar termasuk Amazon, Microsoft, dan Meta.
Selain lonjakan permintaan dari pusat data (data center), krisis energi juga dipicu oleh antrean interkoneksi yang panjang dan pensiunnya pembangkit listrik yang sudah tua.
Tahun lalu saja, PJM menyatakan bahwa 12-30 persen dari kapasitas terpasangnya dapat dipensiunkan pada 2030.
Bukan hanya pasokan listrik. Pusat data dan AI juga menyedot banyak air untuk pendinginan di sistemnya. Bagaimana AI menggunakan air?
Aktivitas online, mulai dari mengirim email dan streaming hingga pembuatan esai atau deepfake, diproses oleh rak-rak server komputer besar di fasilitas besar yang disebut pusat data — beberapa di antaranya seukuran beberapa lapangan sepak bola.
Suhu di data center pun menjadi panas saat listrik mengalir melalui komputer. Air — biasanya air bersih dan tawar — seringkali menjadi elemen kunci dalam sistem pendingin.
Metodenya bervariasi, tetapi beberapa di antara metode itu menguapkan air ke atmosfer hingga 80 persen, seperti dilansir dari BBC.
Berapa banyak air yang digunakan AI? Kepala Eksekutif OpenAI, Sam Altman, mengatakan satu kueri (dalam konteks bahasa Indonesia kueri bisa mencakup pertanyaan, pencarian, permintaan, penyelidikan, atau instruksi) ke ChatGPT menghabiskan seperlima belas sendok teh air.
Tapi, studi dari akademisi AS di California dan Texas menyimpulkan bahwa 10-50 respons dari model GPT-3 milik OpenAI menghabiskan setengah liter air — yang berarti antara dua hingga 10 sendok teh air per respons.
Perkiraan jumlah air yang dihabiskan bervariasi, tergantung pada jenis kueri, panjang respons, di mana respons diproses, dan faktor-faktor yang diperhitungkan dalam perhitungan.
Perkiraan akademisi AS — 500ml untuk sekitar 10-50 kueri — mencakup air yang digunakan untuk menghasilkan daya yang digunakan, misalkan uap yang menggerakkan turbin di pembangkit listrik tenaga batu bara, gas, atau nuklir.
Angka yang diungkap Sam Altman mungkin tidak mencakup ini. Ketika ditanya BBC, OpenAI tidak memberikan rincian perhitungannya.
Meskipun demikian, penggunaan air terus meningkat. OpenAI mengatakan ChatGPT menjawab satu miliar kueri setiap hari — dan itu cuma satu dari banyak bot AI.
Studi AS memperkirakan bahwa pada 2027, industri AI akan menggunakan empat hingga enam kali air lebih banyak setiap tahunnya dibandingkan konsumsi air di seluruh negara Denmark.
"Semakin banyak AI yang kita gunakan, semakin banyak air yang kita konsumsi," kata salah satu penulis studi, Prof. Shaolei Ren dari University of California, Riverside.
Seberapa cepat pertumbuhan konsumsi air untuk AI? Perusahaan-perusahaan besar teknologi AI tidak memberikan angka konsumsi air secara khusus untuk aktivitas AI mereka, tetapi total penggunaan air mereka telah meningkat.
Google, Meta, dan Microsoft — yang merupakan investor dan pemegang saham utama di OpenAI — semuanya telah mengalami peningkatan drastis dalam penggunaan air sejak 2020, menurut laporan dampak lingkungan mereka.
Penggunaan air Google hampir berlipat ganda dalam kurun waktu tersebut. Amazon Web Services (AWS) belum memberikan angkanya.
Google bahkan mengaku jika pusat datanya menarik 37 miliar liter dari sumber air pada 2024, di mana 29 miliar liter di antaranya habis "dikonsumsi"— yang tampaknya merujuk pada penguapan air.
Jumlah tersebut setara dengan jumlah minimum harian yang direkomendasikan PBB, sebesar 50 liter per hari, untuk 1,6 juta orang selama setahun — atau, menurut Google, jumlah ini mampu mengairi 51 lapangan golf di AS bagian barat daya selama setahun.
Dahsyat bukan?!