DeepSeek Kejar OpenAI dan Google, Siap Rilis Agen AI Super Pintar

AI Asal China, Deepseek
Sumber :
  • New York Times

VIVA Digital – Persaingan global di bidang kecerdasan buatan (AI) semakin panas. Jika selama ini nama-nama besar seperti OpenAI, Google, hingga Microsoft mendominasi percakapan publik, kini muncul satu pemain baru asal China yang berhasil mengguncang peta teknologi: DeepSeek.

Cara Menggunakan Nano Banana, Fitur Baru AI Editing dari Google Gemini

 

Perusahaan ini dikabarkan tengah menyiapkan gebrakan besar dengan meluncurkan agen AI generasi terbaru pada akhir 2025. Bukan sekadar chatbot yang hanya bisa menjawab pertanyaan, melainkan agen pintar yang mampu menyelesaikan berbagai tugas kompleks dengan sedikit arahan dari manusia, sekaligus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk meningkatkan performa.

3 Hal yang Paling Sering Ditanyakan di ChatGPT dan Jawabannya

 

Langkah ini dipandang sebagai strategi berani DeepSeek untuk menantang dominasi teknologi AI dari Amerika Serikat, terutama setelah perusahaan tersebut sukses mengejutkan dunia lewat model AI R1 yang dirilis awal tahun 2025. Dengan biaya pengembangan yang relatif murah, pendekatan open source, dan kemampuan penalaran canggih, DeepSeek kini disebut-sebut sebagai ancaman serius bagi raksasa Silicon Valley.

Ternyata Perempuan 20% Lebih Jarang Gunakan AI, Apa Penyebabnya?

 

Lantas, seperti apa sebenarnya strategi DeepSeek dan apa dampaknya bagi dunia teknologi global? Berikut rangkuman lengkapnya.

 

Gebrakan Awal: Model R1 yang Murah tapi Canggih

 

  • Pada awal 2025, DeepSeek merilis model R1, yang langsung menjadi sorotan dunia.

  • R1 memiliki kemampuan penalaran tingkat lanjut namun hanya menghabiskan biaya pengembangan sekitar 6 juta dolar AS, jauh lebih rendah dibandingkan dengan model besar milik OpenAI atau Google.

  • Keunggulan lain adalah sifatnya open source, sehingga para pengembang bisa bebas mengakses kode sumbernya untuk melakukan modifikasi atau riset lanjutan.

  • Pendekatan ini mengguncang tren lama yang dipegang oleh perusahaan Amerika, yakni “semakin besar model, semakin baik hasilnya”.

 

Strategi Hati-hati Pendiri DeepSeek

 

  • Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, memilih untuk menunda peluncuran model R2 demi penyempurnaan teknis.

  • Ia juga harus menyesuaikan langkah perusahaan dengan aktivitasnya di High-Flyer Asset Management, sebuah perusahaan investasi besar di China.

  • Berbeda dengan Alibaba dan Tencent yang lebih agresif dalam merilis model AI, DeepSeek mengambil jalur konservatif agar produk yang diluncurkan benar-benar matang.

 

 

Peningkatan Kapasitas lewat Model V3.1

 

  • Pada bulan lalu, DeepSeek memperkenalkan pembaruan V3.1.

  • Context window diperluas hingga 128.000 token, memungkinkan AI memahami konteks percakapan yang jauh lebih panjang.

  • Jumlah parameter juga meningkat hingga 685 miliar, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam meningkatkan kecanggihan produknya.

  • DeepSeek bahkan menerapkan label wajib pada konten buatan AI sebagai bentuk tanggung jawab etis, meski fitur tersebut bisa dinonaktifkan oleh pengguna.

 

 

R2: Agen AI yang Beda dari Chatbot Biasa

 

  • Model terbaru R2 akan difokuskan untuk pasar agen AI, bukan sekadar chatbot teks.

  • Agen AI ini digadang-gadang mampu:

    • Membuat perencanaan perjalanan lengkap dengan rekomendasi aktivitas dan anggaran.

    • Memperbaiki perangkat lunak tanpa banyak intervensi manusia.

    • Mengelola alur kerja bisnis dengan efisiensi tinggi.

  • Dengan kemampuan ini, agen AI dipandang sebagai tahap penting berikutnya dalam evolusi teknologi kecerdasan buatan.

 

 

Tantangan dan Target DeepSeek

 

  • Secara global, pemain besar seperti OpenAI, Microsoft, dan Anthropic sudah lebih dulu memperkenalkan agen AI mereka.

  • Namun, DeepSeek menargetkan agar R2 bisa menyamai bahkan melampaui pencapaian para pesaingnya.

  • Tujuan besar DeepSeek adalah menantang dominasi AI dari Amerika Serikat dan menempatkan China sebagai pemimpin baru dalam pengembangan teknologi ini.

  • Meski detail harga, ketersediaan, dan spesifikasi teknis R2 masih minim, peluncuran pada akhir 2025 diyakini akan menjadi sorotan dunia, khususnya di Silicon Valley dan Washington.

 

Dampak Geopolitik: AI Jadi Arena Persaingan AS-China

 

  • Cepatnya kemajuan DeepSeek sudah menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan.

  • Amerika Serikat menilai dominasi baru China di bidang AI bisa berdampak besar, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga dalam aspek geopolitik dan keamanan nasional.

  • Penguasaan AI dianggap akan menentukan arah masa depan dunia, mulai dari sektor industri, bisnis, pendidikan, hingga pertahanan.

  • Dengan DeepSeek yang terus melaju, dunia diprediksi akan menyaksikan pertarungan teknologi baru antara dua kekuatan besar dunia: AS dan China.