Apa Penyebab Point Blank Mulai Ditinggalkan? Ini Penjelasan Lengkapnya
- Istimewa
Jakarta, VIVA Digital – Dulu, game Point Blank (PB) adalah raja tak terbantahkan di kalangan pecinta game FPS (first-person shooter) di Indonesia. Sejak dirilis oleh Gemscool pada pertengahan 2009, Point Blank berhasil mencetak sejarah sebagai salah satu game online paling populer di tanah air. Dalam waktu kurang dari setahun, game ini sudah mencatat hampir dua juta pemain terdaftar — pencapaian luar biasa di era ketika internet masih mahal dan lambat.
Fenomena PB bahkan menjangkau anak-anak sekolah yang rela antre di warnet hanya demi mendapat giliran bermain. Tak jarang mereka begadang hingga larut malam demi bisa menikmati serunya bertempur bersama teman-teman. Budaya "mabar" (main bareng) inilah yang menjadi salah satu kekuatan komunitas PB yang terus tumbuh pesat. Turnamen lokal bermunculan, clan terbentuk, dan program-program seperti GWarnet Gold dari Gemscool membuat game ini semakin mengakar di setiap sudut warnet Indonesia.
Namun, waktu terus berjalan. Di tahun 2025 ini, teknologi game berkembang dengan sangat cepat. Lalu bagaimana nasib Point Blank sekarang?
Masa Kejayaan dan Awal Tantangan
Point Blank pertama kali dirilis pada 25 Juni 2009 dan langsung mencuri perhatian dengan grafis memukau serta gameplay yang seru dan adiktif. Konsep tim antara Free Rebels dan CT-Force mirip Counter Strike, namun lebih mudah dipelajari oleh pemain pemula maupun kasual. Senjata-senjata ikonik seperti Kris SV bahkan menjadi simbol status karena hanya bisa diperoleh dengan G-Cash, mata uang premium.
Namun, di balik kepopulerannya, ancaman serius mulai muncul: cheat. Hampir semua pemain PB di warnet pada masa itu pasti pernah berjumpa dengan cheater. Meski Gemscool rutin melakukan pemblokiran massal, perkembangan cheat juga tidak kalah cepat. Ini menjadi awal dari masalah kronis yang sulit diatasi hingga hari ini.
Era Garena dan Harapan Baru