Dunia Gadget Menangis! Pengiriman Smartphone Anjlok Gara-gara Donald Trump, Harga iPhone Bisa Tembus Langit

Ilustrasi WhatsApp di Iphone
Sumber :
  • Paxels

Digital, VIVA – Firma riset Counterpoint memangkas ekspektasi pertumbuhan pengiriman smartphone atau ponsel pintar global pada tahun ini menjadi 1,9 persen.

Angka tersebut turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,2 persen, dengan alasan ketidakpastian seputar tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 2 April 2025.

Hal ini mendorong perusahaan teknologi seperti Apple membuka strategi baru untuk menyesuaikan rantai pasokan.

Namun, AS menangguhkan tarif pada ponsel pintar dan perangkat elektronik lainnya sebagai bagian dari jeda 90 hari yang lebih luas.

Penurunan pengiriman ini sekaligus menandakan tantangan bagi produsen smartphone seperti Apple yang sudah menghadapi melemahnya penjualan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan meningkatnya sengketa tarif.

Bukan itu saja. Counterpoint juga merevisi pertumbuhan pengiriman tahun-ke-tahun (YoY) dari China, sementara pengiriman untuk Apple dan Samsung diperkirakan melambat lantaran kenaikan biaya yang dibebankan kepada konsumen.

Apple menjual lebih dari 220 juta unit iPhone selama satu tahun di seluruh dunia, dengan seperlima dari total impor iPhone ke AS yang kini berasal dari India, dan sisanya dari China.

Pada bulan lalu, International Data Corp atau IDC resmi memangkas perkiraan pertumbuhan pengiriman smartphone global pada 2025 dari 2,3 menjadi 0,6 persen, dengan alasan ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh serangan tarif Donald Trump dan penurunan belanja konsumen.

Sebagai informasi, Apple akan menyelenggarakan Worldwide Developers Conference atau WWDC mulai Senin hari ini, 9 Juni hingga 11 Juni 2025.

Namun, konferensi para pengembang perangkat tahun ini berlangsung di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang baru diumumkan pada April kemarin.

Kebijakan tarif Donald Trump, yang memberlakukan tarif 10 hingga 60 persen pada impor dari China, langsung mempengaruhi Apple, mengingat sekitar 90 persen produksi iPhone masih bergantung pada fasilitas di negeri Tirai Bambu.

Menurut analisis Jefferies, jika tarif 60 persen diterapkan pada komponen iPhone yang diproduksi di China, maka harga iPhone 16 Pro Max dapat meningkat hingga US$256(Rp4,1 juta), atau sekitar 22 persen dari harga jual rata-rata di negeri Paman Sam.