Hindari Kata-Kata Ini saat Pakai Chatbot AI agar Jawaban Lebih Akurat dan Cepat
- Freepik
Digital – Chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, hingga Claude makin sering dipakai untuk membantu berbagai tugas. Mulai dari membuat artikel, menyusun laporan, bikin caption media sosial, sampai brainstorming ide bisnis. Tapi tahukah kamu, cara kamu memberi perintah (prompt) sangat memengaruhi hasil yang diberikan oleh chatbot?
Banyak pengguna yang masih secara refleks mengetikkan permintaan seperti “Bisakah kamu bantu buat ini?” atau “Tolong ringkaskan artikel ini.” Sekilas terlihat sopan dan tidak bermasalah. Tapi kenyataannya, kata-kata seperti ini justru bisa membuat hasil dari AI menjadi kurang jelas, tidak langsung ke poin, bahkan terdengar ragu-ragu.
Nah, kalau kamu ingin mendapatkan respons dari chatbot yang lebih cepat, lebih tepat, dan langsung to the point, hindari penggunaan kata-kata ini.
Kata-Kata yang Harus Dihindari Saat Memakai Chatbot AI
1. “Bisakah...” / “Bisa kah...”
Contoh: "Bisakah kamu merangkum artikel ini?"
➡ Masalah: Chatbot bisa menanggapi dengan kalimat seperti "Ya, saya bisa," alih-alih langsung merangkum. Ini memperlambat respons dan mengurangi efisiensi.
2. “Tolong...” (di awal kalimat)
Contoh: "Tolong buatkan email profesional."
➡ Masalah: Terlalu sopan bisa membuat instruksi terasa tidak jelas atau seperti permintaan, bukan perintah.
3. “Coba...” / “Cobalah...”
Contoh: "Coba jelaskan tentang sistem kerja AI."
➡ Masalah: Kata “coba” terdengar seperti permintaan percobaan, dan chatbot bisa memberikan jawaban yang setengah-setengah atau kurang meyakinkan.
4. “Mungkin bisa...”
Contoh: "Mungkin bisa bantu saya membuat caption Instagram."
➡ Masalah: Kalimat ini terkesan ragu-ragu dan bisa membingungkan chatbot tentang maksud sebenarnya.
5. “Apakah kamu bisa...”
Contoh: "Apakah kamu bisa membuat daftar rekomendasi film?"
➡ Masalah: AI bisa menanggapi dengan “Ya, saya bisa,” tanpa langsung menyajikan daftarnya. Ini menambah langkah yang tidak perlu.
Kenapa Kata-Kata Ini Harus Dihindari?
Alasan utamanya adalah karena kata-kata seperti “bisa,” “tolong,” atau “coba” memberikan kesan ketidakpastian atau kesopanan berlebihan, yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh sistem AI. Chatbot tidak memerlukan izin atau konfirmasi seperti manusia. Yang mereka perlukan adalah instruksi yang jelas dan langsung.
Semakin tegas dan to the point perintahmu, maka semakin akurat hasil yang diberikan.
Cara yang Benar: Pakai Kata Kerja Aktif di Awal Prompt
Sebagai gantinya, mulailah perintah dengan kata kerja langsung. Berikut beberapa contoh prompt yang efektif:
- Tulis ringkasan dari artikel ini.
- Buatkan email profesional tentang keterlambatan proyek.
- Jelaskan konsep pemasaran digital untuk pemula.
- Rancang rencana belajar bahasa Inggris selama 1 minggu.
- Susun daftar ide bisnis modal kecil.
Kata kerja seperti “tulis”, “jelaskan”, “buatkan”, “susun”, “rancang” membantu chatbot memahami bahwa ia diminta untuk langsung bekerja — bukan hanya menjawab pertanyaan.
Bonus: Gunakan Aturan 3 Kata untuk Prompt Kompleks
Kalau kamu ingin hasil yang lebih spesifik, coba gunakan aturan 3 kata, yaitu peran + tindakan + konteks. Contoh:
- “Sebagai career coach, buat rencana transisi karier ke bidang teknologi.”
- “Sebagai ahli gizi, susun menu sehat selama seminggu.”
- “Sebagai konsultan bisnis, evaluasi strategi pemasaran ini.”
Prompt seperti ini akan membuat chatbot berperan sesuai konteks, dan hasilnya pun lebih tajam serta sesuai harapan.
Menggunakan chatbot AI tidak hanya soal teknologi canggihnya, tapi juga cara kita menyampaikannya perintah. Banyak pengguna masih terbiasa memakai bahasa yang terlalu sopan, padahal AI merespons lebih baik terhadap perintah yang tegas dan jelas.
Hindari kata-kata seperti “bisakah,” “coba,” “tolong,” atau “mungkin bisa.” Gantilah dengan kata kerja langsung dan struktur yang jelas. Hasilnya? Chatbot akan memberikan jawaban lebih cepat, akurat, dan sesuai harapan.
Jadi, mulai sekarang, jangan tanya “Bisa bantu saya?” tapi langsung katakan “Buatkan saya solusinya.” Dan lihat sendiri perbedaannya!