Mengenal KRI RE Martadinata-331: Kapal Perang Flagship TNI AL, Punya Rudal 200KM!

KRI RE Martadinata-331
Sumber :
  • Antara

Jakarta, VIVA Digital – KRI RE Martadinata 331 merupakan salah satu kapal perang andalan milik TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang dirancang khusus untuk melaksanakan operasi pengamanan di kawasan perbatasan timur Indonesia. Kapal ini memiliki kemampuan tempur tinggi, berkat teknologi canggih dan persenjataan modern yang tersemat di dalamnya.

Dilansir dari berbagai sumber, Jumat 4 Juli 2025, KRI RE Martadinata-331 merupakan hasil kerja sama antara PT PAL Indonesia (Persero) dan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), sebuah perusahaan galangan kapal ternama asal Belanda. Proses pembangunan kapal dimulai setelah kontrak antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan DSNS ditandatangani pada 10 Juni 2012.

Setelah melalui tahapan konstruksi yang kompleks, kapal ini diresmikan pada 7 April 2017 dan dikukuhkan sebagai kapal pimpinan atau flagship TNI AL. Prosesi peluncuran dilakukan di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Spesifikasi dan Biaya Pembangunan

KRI RE Martadinata-331 dikategorikan sebagai kapal perang kelas light frigate atau perusak kawal rudal (PKR) kelas SIGMA. Kapal ini memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14 meter, dan bobot penuh sekitar 2.365 ton. Dirancang untuk misi multi-perang, kapal ini mampu melaksanakan pertempuran permukaan, bawah laut, hingga peperangan elektronik.

Dari segi biaya, pemerintah Indonesia mengalokasikan dana sekitar US$340 juta atau setara Rp4,8 triliun untuk proyek ini. Sekitar US$220 juta digunakan untuk pembangunan kapal, sementara sisanya diperuntukkan bagi pengadaan peralatan tempur dan sistem pendukung lainnya. Kapal ini mampu membawa hingga 111 personel dalam setiap operasinya.

Persenjataan Canggih

Sebagai kapal tempur utama, KRI RE Martadinata-331 dilengkapi berbagai jenis senjata modern. Di bagian depan, terdapat meriam utama OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun yang berfungsi untuk serangan jarak menengah. Untuk pertahanan jarak jauh, kapal ini dipersenjatai rudal Exocet MM40 Block 3 yang memiliki jangkauan tembak antara 180 hingga 200 kilometer.

Kapal ini juga dibekali dengan sistem pertahanan udara menggunakan rudal permukaan-ke-udara (SAM), serta Close-In Weapon System (CIWS) kaliber 35 mm untuk menghalau ancaman dari udara jarak dekat. Selain itu, terdapat sistem rudal permukaan-ke-permukaan (SSM) Exocet MM-40 Block 3 dan torpedo ringan A244S yang efektif digunakan di perairan dangkal.

Sistem pertahanan pasif pun tidak kalah canggih. KRI RE Martadinata-331 memiliki perangkat rudal terma SKWS DLT 12 T yang dapat mengelabui radar, sensor, serta sinyal inframerah milik rudal musuh. Sebagai pelengkap, kapal ini juga dilengkapi electronic counter measure (ECM) Scorpion 2L dan electronic support measure (ESM) Vigile 100 S.

Dukung Operasi Helikopter dan Diplomasi Maritim

Kapal ini juga memiliki hanggar yang mampu menampung hingga dua unit helikopter dengan total berat mencapai 10 ton. Ini memberikan fleksibilitas tambahan dalam menjalankan operasi pencarian dan penyelamatan, pengintaian, serta pengiriman pasukan cepat ke area konflik atau rawan.

Dengan segala kemampuan tersebut, KRI RE Martadinata-331 dinyatakan memiliki status laik tempur. Kapal ini telah menjalani berbagai uji kelayakan dan terbukti mampu menjalankan tugas-tugas utama TNI AL, termasuk patroli wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), penegakan hukum maritim, dan pengamanan wilayah perbatasan.

Penjaga Kedaulatan di Perairan Timur Indonesia

Kehadiran KRI RE Martadinata-331 menjadi bukti komitmen Indonesia dalam memperkuat pertahanan laut, khususnya di kawasan timur yang berbatasan langsung dengan negara lain, seperti Australia dan Papua Nugini. Wilayah-wilayah strategis seperti perairan Maluku dan Papua kini mendapat perlindungan tambahan dari kapal tempur berkemampuan tinggi ini.

Selain fungsi militernya, kapal ini juga memainkan peran penting dalam diplomasi maritim Indonesia, menjadi simbol kekuatan dan kesiapan negara dalam menjaga kedaulatan serta menjaga stabilitas kawasan.