Satu Server Tumbangkan Tujuh: Data Center Perusahaan Auto Lega dan Hemat Parah
- VIVA/Lazuardhi Utama
Digital, VIVA - Di tengah meningkatnya kebutuhan energi data center atau pusat data, efisiensi menjadi faktor krusial.
Melalui Compute Ops Management, Hewlett Packard Enterprise atau HPE menyediakan platform berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan perusahaan memantau dan mengelola infrastruktur server lebih efisien.
HPE ProLiant Compute Gen12, yang diposisikan sebagai solusi mutakhir untuk era hybrid dan AI, diklaim mampu memprediksi konsumsi daya dan emisi karbon, serta mengotomatiskan pengaturan awal perangkat, bahkan di lokasi terpencil tanpa dukungan staf TI sekali pun.
Fitur visual berbasis peta serta integrasi dengan perangkat pihak ketiga membantu memangkas waktu henti (downtime) hingga 4,8 jam per server per tahun.
Selain itu, HPE menghadirkan Power Advisor, alat bantu perencanaan yang dapat memperkirakan dampak operasional dan lingkungan dari penggunaan teknologi.
Ditenagai prosesor terbaru Intel Xeon 6, rangkaian server Gen12 ini hadir untuk memenuhi kebutuhan pusat data dan ekosistem komputasi edge.
Dengan tiga pilar utama — secure, optimize, dan automatic — HPE ProLiant Compute Gen12 mengedepankan sistem keamanan yang canggih, performa mumpuni untuk beban kerja kompleks, serta efisiensi pengelolaan.
“Ini adalah platform komputasi modern yang dirancang untuk menghadapi tantangan era hybrid, termasuk menjawab kebutuhan keamanan dan efisiensi yang tidak terakomodasi oleh infrastruktur lama,” kata Managing Director HPE Indonesia, Meygin Agustina, kala berbincang dengan VIVA Digital dan sejumlah media.
HPE ProLiant Compute Gen12 memperkenalkan standar baru dalam keamanan server enterprise. Teknologi HPE Integrated Lights Out (iLO) 7 menyematkan secure enclave—prosesor keamanan terdedikasi yang menjadi kekayaan intelektual HPE—yang membentuk rantai kepercayaan dari lapisan chip, sistem operasi, hingga cloud.
Menariknya, iLO 7 adalah sistem pertama yang disiapkan untuk menghadapi kriptografi kuantum dan telah memenuhi sertifikasi FIPS 140-3 Level 3, salah satu standar tertinggi dalam keamanan kriptografi.
“Kami tidak hanya mengamankan perangkat secara digital, tetapi juga fisik, termasuk rantai pasok. Kami melakukan validasi ulang atas perangkat dari pemasok, serta menyediakan layanan dekomisioning resmi untuk memastikan data terhapus secara aman saat perangkat dipensiunkan,” jelas dia.
Langkah ini relevan di tengah meningkatnya risiko keamanan teknologi dan informasi (TI), yang secara global, kerugian akibat serangan siber ditaksir mencapai Rp10,5 triliun, termasuk serangan ransomware yang menyasar infrastruktur digital dan rantai pasok perusahaan.
HPE ProLiant Compute Gen12 khusus dirancang untuk menangani beban kerja berat seperti AI, big data analytics, hybrid cloud, dan virtual desktop infrastructure (VDI).
Dibanding generasi sebelumnya, server HPE ProLiant Compute Gen12 menawarkan peningkatan efisiensi performa per watt hingga 41 persen, dan penghematan daya tahunan hingga 65 persen.
"Satu unit Gen12 mampu menggantikan tujuh unit dari generasi Gen10, memungkinkan pembebasan ruang dan daya di data center," tegas Meygin Agustina.
Bagi lingkungan operasional yang membutuhkan efisiensi termal tinggi, HPE juga menawarkan opsi direct liquid cooling (DLC), sistem pendingin berbasis cairan yang 3.000 kali lebih efektif dibanding udara.
Tak hanya mengandalkan perangkat keras atau hardware, HPE turut menggandeng NVidia dalam menghadirkan solusi untuk mengoptimalkan fungsi AI di sistem server HPE ProLiant Compute Gen12.