Cukup Pakai Rayuan untuk Merampok

Hacker, Serangan siber
Sumber :
  • Antara

Digital, VIVA - Banyak orang mengira pencurian aset kripto hanya terjadi lewat aksi peretasan tingkat tinggi.

Padahal, kenyataannya, semakin banyak korban jatuh bukan karena sistem yang lemah, melainkan karena percaya pada orang yang salah.

Bukan karena smart contract diretas, tapi karena kamu dimanipulasi untuk membuka celah itu sendiri—secara sukarela.

Menurut data terbaru, hingga 98 persen serangan siber melibatkan unsur social engineering.

Di dunia kripto, angka ini bahkan lebih mencemaskan. Sekitar 70 hingga 90 persen dari seluruh serangan siber dilakukan dengan teknik manipulasi psikologis, dan phishing masih menjadi metode paling sering digunakan.

Statistik menunjukkan ancaman ini bukan isapan jempol. Total potensi kerugian akibat social engineering di kripto mencapai US$167 juta (Rp2,7 triliun).

Bahkan, lebih mengkhawatirkan lagi, kerugian akibat scam investasi kripto meningkat dari US$3 miliar (Rp49 triliun) pada 2022 menjadi US$4,5 miliar (Rp73 triliun) di 2023, berdasarkan laporan FBI.