Misteri Telur Dinosaurus di China Terkuak, Berusia 86 Juta Tahun Berkat ‘Jam Atom’

Misteri Telur Dinosaurus di China Terkuak
Sumber :
  • CNN

VIVA Digital – Penemuan luar biasa datang dari China. Para ilmuwan berhasil mengungkap usia sekelompok telur dinosaurus yang ditemukan di kawasan fosil Qinglongshan, Provinsi Hubei, dengan metode canggih yang disebut sebagai 'jam atom'.

Hasilnya mengejutkan, telur-telur tersebut ternyata berusia sekitar 86 juta tahun, tepatnya dari periode Kapur (Cretaceous) ketika Bumi mulai mengalami pendinginan.

 

Penemuan ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam penelitian fosil, tetapi juga membuka cara baru untuk mempelajari bagaimana dinosaurus di kawasan Yunyang Basin beradaptasi dengan perubahan iklim purba, sebagaimana dilaporkan CNN.

 

Teknik U-Pb, ‘Jam Atom’ Penentu Usia Fosil

 

Para peneliti menggunakan metode karbonat uranium-timbal (U-Pb dating), sebuah teknik yang selama ini umum dipakai untuk menentukan usia mineral karbonat. Prosesnya melibatkan pelacakan jejak uranium yang perlahan meluruh menjadi timbal dalam jangka waktu jutaan tahun.

 

Dalam penelitian ini, tim ilmuwan menggunakan mikro-laser untuk mengikis sampel tipis dari cangkang telur dinosaurus. Fragmen mineral kemudian diuapkan dan jumlah atom uranium serta timbal dihitung secara presisi. Rasio keduanya yang dianalisis memungkinkan ilmuwan menentukan usia pasti fosil.

 

“Kami memutuskan untuk mencoba pada telur Qinglongshan, tidak menyangka akan mendapatkan hasil yang begitu jelas dan dapat diandalkan,” ungkap Bi Zhao, peneliti dari Hubei Institute of Geosciences dikutip CNN.

 

Telur Dinosaurus yang Masih Utuh

 

Fosil telur yang ditemukan berjumlah 28 butir, sebagian besar berasal dari spesies Placoolithus tumiaolingensis dalam keluarga Dendroolithidae. Telur ini berbentuk agak bulat pipih dengan panjang 120 hingga 170 milimeter dan cangkang setebal 2,4 milimeter. Uniknya, cangkangnya cenderung berpori, sebuah ciri langka yang diperkirakan bisa memberikan petunjuk tentang kondisi lingkungan kala itu.

 

Di situs Qinglongshan sendiri terdapat lebih dari 3.000 telur yang terawetkan dalam kondisi tiga dimensi. Sebagian besar masih mempertahankan bentuk aslinya, menjadikan lokasi ini salah satu jejak penting tentang perilaku reproduksi dinosaurus di periode Kapur.

 

Lebih Akurat daripada Metode Umum

 

Biasanya, para ahli paleontologi menentukan usia fosil dengan memperkirakan lapisan sedimen tempat fosil ditemukan. Namun cara itu sering memunculkan keraguan, karena fosil bisa saja lebih tua atau lebih muda dibanding batuan di sekitarnya.

 

Heriberto Rochín-Bañaga, peneliti dari University of Toronto yang tidak terlibat dalam studi ini, menegaskan: "Geochronology menggunakan analisis U-Pb sejauh ini adalah teknik penanggalan yang paling presisi."

Ia sendiri pernah menggunakan metode serupa untuk menganalisis koral kuno dan belemnit, hewan mirip cumi-cumi yang sudah punah.

 

Menurut Zhao, keakuratan sistem U-Pb sangat tinggi dan bisa diaplikasikan pada fosil berusia jutaan hingga ratusan juta tahun. Meski begitu, metode ini membutuhkan peralatan laboratorium mutakhir dan kondisi yang sangat ketat agar tidak tercemar material lain.

 

Menyingkap Dunia Dinosaurus

 

Penelitian ini memberikan gambaran langka tentang bagaimana dinosaurus berkembang biak di tengah perubahan iklim jutaan tahun silam. Porositas telur, misalnya, bisa menjadi tanda apakah spesies tersebut memiliki strategi khusus untuk bertahan hidup ketika Bumi mulai mendingin.

 

Ke depan, para peneliti berencana menerapkan metode U-Pb pada fosil telur lain di situs Kapur di sekitar wilayah tersebut. “Jika diterapkan secara luas, pendekatan ini dapat membantu membangun kerangka kronologis yang kokoh bagi perilaku reproduksi dinosaurus,” kata Zhao.

 

Dengan lebih dari 200 situs telur dinosaurus di seluruh dunia, namun hanya segelintir yang sudah terverifikasi usianya, metode ini diyakini bakal menjadi kunci untuk membuka tabir kehidupan purba yang selama ini misterius.