AI vs Teknologi Siluman, Siapa yang Angkat Tangan

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sumber :
  • AI Time Journal

Pada saat yang sama, China juga terus menunjukkan kehadirannya di perairan strategis seperti Selat Taiwan serta Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Menguasai Taiwan akan sangat penting bagi armada kapal selam China karena selama ini mereka harus beroperasi dari perairan dangkal di sekitar Pangkalan Yulin dan Yalong di Pulau Hainan, yang mudah dideteksi sensor dan sistem pengintaian lawan.

Jika China bisa menguasai akses ke Samudra Pasifik melalui Taiwan dan gugusan pulau di sekitarnya, kapal selam mereka akan mendapat akses langsung ke perairan dalam sehingga bisa digunakan sebagai penangkal nuklir yang lebih kredibel.

Inilah alasan China terus memperkuat armada lautnya dalam beberapa tahun terakhir, melengkapi wilayah laut strategis dengan radar, sonar, dan rantai pelampung, serta mengintimidasi negara tetangga lewat latihan militer besar-besaran.

Meski China menunjukkan kemajuan pesat di bidang AI, para ahli militer Barat meragukan sistem deteksi kapal selam baru ini benar-benar menjadi ancaman langsung bagi strategi pertahanan global.

Profesor Paul S. Schmitt, pakar strategi dan operasi angkatan laut dari Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada DW bahwa AI memang berpotensi untuk meningkatkan perburuan kapal selam dengan mengolah banyak data sensor.

Namun, penerapannya di lapangan tetap sulit karena kondisi bawah laut sangat kompleks.