Sama‑Sama Pakai Snapdragon 8s Gen 4: Poco F7 atau iQOO Neo 10 yang Lebih Stabil?

Poco F7 vs iQOO Neo 10
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA Digital – Segmen smartphone menengah‑atas di Indonesia kembali memanas setelah Poco meluncurkan Poco F7 dan vivo menghadirkan iQOO Neo 10. Keduanya menggunakan chipset terbaru Snapdragon 8s Gen 4—varian “flagship‑lite” yang menjanjikan kinerja tinggi namun lebih hemat biaya produksi.

10 HP Snapdragon 8 Gen 1 Termurah, Gahar Buat Gaming dan Kamera

 Pertanyaannya, siapa yang paling stabil ketika dipaksa bekerja keras?

Desain & Material: Kaca vs Polikarbonat

Perbandingan Layar 60Hz vs 120Hz: Mana yang Lebih Optimal untuk Gaming?

Poco F7 menawarkan back‑cover kaca berpadu rangka metal. Garis antena terlihat rapi dan bodi terasa premium. Sudut membulatnya juga membantu genggaman, meski bobot 215 gram tergolong berat.

iQOO Neo 10 memakai polikarbonat di punggungnya. Varian “gaming edition” tampak meriah, sedangkan opsi hitam/putih lebih kalem. Bobot sedikit di bawah Poco, dan lengkungan tipis di sisi belakang membuatnya lebih nyaman digenggam lama.

POCO F7 vs F7 Pro: Beda Satu Jutaan, Pilih yang Mana? Cek Hasil Tes Kamera dan Baterainya

Layar: Kecerahan vs Respons

Baik Poco F7 maupun iQOO Neo 10 sama-sama mengusung panel OLED beresolusi 1,5K dengan refresh rate 120 Hz yang membuat tampilan terasa mulus saat menggulir atau bermain game. Namun, saat diuji lebih lanjut, ada beberapa perbedaan kecil tapi signifikan antara keduanya.

Dari segi ukuran, Poco F7 membawa layar sedikit lebih besar yaitu 6,83 inci, sementara iQOO Neo 10 berada di angka 6,78 inci. Meski perbedaan tersebut sangat tipis dan hampir tak terasa saat digunakan, karakteristik visual dan fitur masing-masing layar cukup berbeda.

iQOO Neo 10 unggul dalam hal kecerahan. Dengan tingkat puncak yang mencapai sekitar 1.600 nit, layarnya terasa lebih terang saat digunakan di bawah sinar matahari langsung. Sebaliknya, layar Poco F7 sedikit lebih redup dengan puncak kecerahan di kisaran 1.300 nit—masih nyaman untuk penggunaan luar ruangan, namun tak seterang iQOO.

Selain itu, fitur PWM dimming pada iQOO Neo 10 membuat pengalaman menatap layar lebih nyaman di kondisi cahaya rendah, terutama bagi pengguna yang sensitif terhadap flicker. iQOO juga mendukung Always-On Display yang benar-benar aktif sepanjang waktu. Sedangkan Poco F7 memiliki AOD yang hanya menyala selama 10 detik atau dalam mode pintar, yakni hanya aktif saat pengguna sedang menatap layar.

Meski begitu, Poco F7 membalas lewat touch sampling rate yang lebih tinggi, yakni 480 Hz. Ini berarti layar Poco F7 lebih responsif terhadap sentuhan cepat—sebuah keuntungan tersendiri bagi gamer atau pengguna yang sering melakukan interaksi cepat di layar.

Dengan kata lain, iQOO Neo 10 lebih unggul dalam hal visual dan kenyamanan mata, sedangkan Poco F7 mengandalkan kecepatan respons layar yang tinggi. Pilihan terbaik bergantung pada prioritas pengguna: apakah menginginkan layar yang lebih terang dan nyaman dipandang, atau lebih sensitif terhadap sentuhan cepat untuk gaming.

Performa & Stabilitas

1. Benchmark Sintetis

AnTuTu (mode Balance)

  • iQOO: ~2,1 juta poin (turun 14 % setelah 3 loop)
  • Poco: ~1,8 juta poin (turun hanya 2 %  setelah 3 loop)

2. Uji Tahan Lama (3DMark Wild Life Stress)

  • iQOO stabilitas 55 %, suhu puncak ±40 °C.
  • Poco stabilitas 70 %, tetapi suhu melonjak hingga 52 °C; pada run kedua sempat muncul peringatan overheat.

3. Gaming

Genshin Impact (Highest 60 fps, 20 menit)

  • Poco: rata‑rata 59,6 fps; suhu 45,7 °C; baterai ‑9 %.
  • iQOO: ~59 fps; suhu 43 °C; baterai ‑8 %.

Wuthering Waves (grafis mentok, 20 menit)

  • Poco: 58 fps; suhu 47,4 °C; baterai ‑11 %.
  • iQOO: 49,4 fps; suhu 44 °C; baterai ‑9 %.

Catatan: Wuthering Waves tampaknya belum optimal di mesin iQOO—frame‑rate tertinggal, namun konsumsi daya dan suhu tetap lebih rendah.

4. Fitur Tambahan

  • iQOO menanam Super Computing Chip Q1 (up‑sampling 144 fps, bypass charging 120 W, 4D Vibration).
  • Poco mengandalkan fitur Smart Frame Rate & Super Resolution di HyperOS, tapi tanpa bypass charging.

Baterai & Pengisian: Daya Besar, Pengisian Lebih Cerdas?

Ketika membandingkan ketahanan dan fleksibilitas daya antara Poco F7 dan iQOO Neo 10, perbedaan mencolok langsung terlihat dari kapasitas baterai. iQOO Neo 10 dibekali baterai yang lebih besar, yaitu 7.000 mAh, sementara Poco F7 hadir dengan kapasitas 6.500 mAh. Selisih ini memberi iQOO sedikit keunggulan dalam hal ketahanan, terutama ketika digunakan untuk aktivitas berat seperti bermain game atau streaming dalam durasi panjang.

Namun, keunggulan iQOO tidak berhenti di kapasitas semata. Smartphone ini juga mendukung teknologi pengisian super cepat 120W, yang mampu mengisi baterai dari nol hingga penuh dalam waktu sekitar 28 menit saja. Sebaliknya, Poco F7 masih mengandalkan pengisian 90W yang relatif cepat, namun membutuhkan waktu sedikit lebih lama, yakni sekitar 40 menit untuk mencapai 100%.

Yang membuat iQOO semakin unggul adalah fitur bypass charging—fitur yang tidak tersedia di Poco F7. Bypass charging memungkinkan daya langsung disuplai ke sistem tanpa mengisi baterai saat ponsel digunakan, misalnya saat bermain game sambil diisi. Hal ini membuat suhu perangkat tetap stabil dan baterai tidak cepat aus akibat panas berlebih.

Meski begitu, Poco F7 tidak sepenuhnya kalah dalam urusan fleksibilitas daya. Smartphone ini mendukung reverse charging hingga 22,5W, jauh lebih tinggi dibandingkan iQOO yang hanya mendukung 10W. Fitur ini memungkinkan Poco F7 digunakan untuk mengisi daya perangkat lain seperti TWS, smartwatch, atau bahkan smartphone lain.

Dengan kata lain, iQOO Neo 10 lebih unggul dalam efisiensi dan kecepatan pengisian, serta cocok untuk pengguna intensif yang ingin menjaga suhu tetap stabil saat gaming. Di sisi lain, Poco F7 tetap menawarkan fitur reverse charging yang lebih kuat dan dapat menjadi power bank darurat bagi perangkat lain.

Kamera

Keduanya memakai sensor utama 50 MP + ultra‑wide 8 MP. Hasil singkat:

  • Foto siang & malam: iQOO lebih cerah, warna “vivo‑style” yang hidup; Poco lebih natural.
  • *Video 4K60 (belakang)**: imbang, namun stablisasi Poco sedikit lebih halus.
  • Selfie: Poco lebih lebar dan skin‑tone hangat; iQOO sedikit kecokelatan dan—sayangnya—belum ada EIS di 4K.

AI & Ekosistem

HyperOS di Poco hadir dengan AI Translator, AI Subtitle, AI Image Expander, Remove Reflection, plus dukungan ekosistem Xiaomi (Poco Pad, IoT). iQOO Funtouch/Origin OS menawarkan AI dasar, namun belum selengkap HyperOS.

Update, Iklan & IP Rating

Update OS: Poco 4 tahun + patch 6 tahun; iQOO 3 + 4 tahun.

Iklan sistem: keduanya kini relatif bersih; Poco sempat menampilkan saran instalasi di awal setup.

IP Rating: Poco IP68, iQOO IP65.

Harga: Poco Lebih Ramah Dompet, Tapi…

Soal harga, Poco F7 tampil lebih agresif. Dengan hanya satu varian yakni RAM 12 GB dan penyimpanan internal 512 GB, Poco F7 dibanderol Rp6 juta untuk harga normal. Menariknya, saat masa penjualan perdana, harga ini bahkan dipangkas hingga menjadi Rp5,6 juta—nilai yang cukup sulit disaingi di kelasnya.

Di sisi lain, iQOO Neo 10 menawarkan varian dengan RAM lebih besar yaitu 16 GB dan storage 512 GB. Namun konsekuensinya, harga yang ditawarkan pun lebih tinggi. Untuk harga reguler, iQOO Neo 10 dibanderol Rp7,5 juta, sementara pada masa first sale sempat turun menjadi sekitar Rp7,1 juta.

Jika melihat selisih harga antar keduanya yang mencapai hampir Rp1,5 juta, Poco F7 jelas lebih menarik bagi mereka yang mengutamakan value for money. Namun, iQOO Neo 10 juga menawarkan keunggulan di beberapa sektor teknis yang cukup relevan bagi pengguna power user, terutama dari sisi baterai, fitur gaming, dan suhu yang lebih terkontrol.

Pada akhirnya, pilihan kembali ke kebutuhan masing-masing: apakah Anda mencari performa maksimal dengan harga terjangkau, atau pengalaman penggunaan yang lebih matang dan efisien meski harus merogoh kocek lebih dalam.