Poco F7 vs iQOO Neo 10: Siapa Lebih Adem dan Irit Baterai?
- YouTube
Jakarta, VIVA Digital – Setelah sama‑sama meluncur dengan otak Snapdragon 8s Gen 4, Poco F7 dan iQOO Neo 10 langsung dipertemukan di berbagai uji ketat. Dua ponsel kelas menengah‑premium ini memang lahir untuk penggemar gim—tetapi pertanyaan terbesar bagi calon pembeli justru sederhana: perangkat mana yang lebih dingin sekaligus hemat daya?
VIVA Digital telah merangkum hasil pengujian independen yang berfokus pada suhu, efisiensi, dan faktor pendukung lain seperti sistem pendingin, baterai, hingga fitur charging. Yuk simak ulasannya di bawah.
Desain & Pendinginan: Kaca vs Polikarbonat
Poco F7 mengusung panel belakang kaca dan rangka metal. Konstruksi tersebut memberi kesan premium sekaligus membantu pelepasan panas secara pasif. Di balik bodi tertanam vapor‑chamber seluas 6 000 mm².
iQOO Neo 10 memakai polikarbonat, namun kompensasinya adalah ruang pendingin lebih masif—7 000 mm²—ditambah Super‑Computing Chip Q1 yang mengambil alih sebagian beban grafis agar SoC tidak bekerja terlalu keras.
Pada pengujian 3DMark Wild Life, Neo 10 bertahan di kisaran 40 ℃, sementara Poco F7 sempat menyentuh 52 ℃ hingga memicu peringatan overheat. Artinya, ruang pendingin ekstra di Neo 10 memang efektif menahan lonjakan suhu.
Kapasitas & Daya Tahan Baterai
- Neo 10 dibekali sel 7000 mAh.
- Poco F7 sedikit lebih kecil di 6500 mAh.
Saat dipakai streaming YouTube 1080p selama satu jam, selisih keduanya tipis—Neo 10 menghabiskan ±5 % kapasitas, F7 sekitar 6%. Namun simulasi beban berat—20 menit Genshin Impact di 60 fps—menunjukkan Neo 10 lebih irit; konsumsi baterainya 9 %, sedangkan F7 merosot 11 % sembari mencatat temperatur hampir 47 ℃.
Intinya, kapasitas ekstra 500 mAh pada Neo 10 benar‑benar terasa ketika GPU bekerja maksimal.
Kecepatan & Fitur Pengisian
Neo 10: adaptor 120 W, terisi penuh ±27 menit; dilengkapi bypass charging, jadi panas baterai dapat ditekan saat bermain sambil menyolok kabel.
Poco F7: adaptor 90 W, penuh ±40 menit; tidak menyediakan bypass, tetapi mendukung reverse‑wired 22,5 W untuk mengisi gawai lain.
Bypass memberi keuntungan ganda pada Neo 10: baterai lebih awet karena tidak terpapar panas konstan, dan suhu permukaan ponsel pun turun 2‑3 ℃ dibanding kondisi pengisian konvensional.
Kinerja Lama‑Lama: Stabil atau Drop?
Di mode Balance Antutu, Neo 10 menorehkan ±2,1 juta poin; F7 1,8 juta. Menariknya, skor F7 hanya turun 2 % setelah tiga kali putaran berturut‑turut, sedangkan Neo 10 terpangkas 14 %. Artinya, Poco mampu menjaga performa konstan (berkat kaca‑metal yang melepas panas cepat), tetapi tetap kalah dingin jika beban benar‑benar ekstrem.
Dalam pengujian realistis menggunakan game berat Withering Waves dengan pengaturan grafis tertinggi, terlihat bahwa Poco F7 mampu memberikan rata-rata frame rate yang lebih tinggi, yakni di angka 58 fps, sementara iQOO Neo 10 hanya mencatat 49 fps.
Namun, performa tinggi dari Poco F7 ini datang dengan konsekuensi. Selama sesi bermain selama 20 menit, suhu puncaknya mencapai 47,4 derajat Celsius dan menguras baterai hingga 11 persen.
Di sisi lain, iQOO Neo 10 berhasil menjaga suhu tetap lebih rendah di kisaran 42 derajat dan hanya mengonsumsi daya sebesar 9 persen. Ini menunjukkan bahwa meskipun Poco F7 unggul dari segi kelancaran visual, iQOO Neo 10 lebih unggul dalam efisiensi daya dan pengelolaan panas.
Faktor Penunjang
HyperOS di Poco menyisipkan terjemah langsung, subtitle AI, dan dukungan ekosistem Xiaomi—berguna untuk pengguna IoT. Neo 10 (Funtouch/Origin) lebih menitikberatkan mode gim: 4D Game Vibration, motion control, serta opsi 144 fps sintetis via chip Q1.
Poco F7 bersertifikasi IP68—aman tercebur air. Neo 10 hanya IP65 (cipratan).
Pada akhirnya, jika prioritas Anda temperatur rendah dan stamina baterai, iQOO Neo 10 pilihan lebih aman. Tetapi bila Anda mengejar FPS tertinggi, bodi premium, serta perlindungan air, Poco F7 tetap sangat menggoda—dengan catatan mau berkompromi pada panas ekstra dan pengisian sedikit lebih lambat.