Fakta atau Mitos: Laptop Editing Harus Windows, Mac Kurang Cocok?
- Istimewa
Digital – Di dunia konten digital yang semakin kompetitif, memilih laptop untuk keperluan editing jadi keputusan penting. Banyak kreator pemula hingga profesional sering bertanya: apakah benar laptop editing harus Windows? Apakah Mac kurang cocok untuk kebutuhan berat seperti video editing, motion graphic, atau rendering 3D?
Artikel ini akan mengupas tuntas fakta dan mitos seputar laptop editing, agar kamu bisa menentukan pilihan yang tepat sesuai kebutuhan dan workflow-mu.
Performa: Mac Kini Tak Bisa Diremehkan
Dulu, performa laptop Windows kerap diunggulkan karena fleksibilitas hardware-nya. Namun sejak Apple memperkenalkan chip M1, M2, dan M3, Mac justru menjadi ancaman serius di dunia editing.
Chip ARM buatan Apple ini menggabungkan efisiensi daya dan performa tinggi, membuat MacBook Pro mampu meng-handle software berat seperti Final Cut Pro, DaVinci Resolve, hingga Adobe Premiere Pro dengan sangat lancar. Jadi, kalau kamu berpikir Mac kurang bertenaga untuk editing, itu sudah bukan realita sekarang.
Kompatibilitas Software: Windows Lebih Fleksibel?
Benar bahwa ekosistem Windows punya kompatibilitas lebih luas dengan software pihak ketiga. Banyak plugin, preset, dan tools tambahan yang lebih cepat diintegrasikan ke software editing di Windows. Terutama untuk pengguna 3D seperti Blender, AutoCAD, atau software berbasis rendering khusus, Windows memberi fleksibilitas tinggi. Tapi jangan salah, Mac tetap mendukung sebagian besar aplikasi populer, hanya saja, kamu mungkin harus lebih selektif dalam memilih tools eksternal.