Pentagon Ngebet Kuasai Dunia, Butuh AI Lebih Canggih dari ChatGPT untuk Perang Masa Depan

ChatGPT
Sumber :
  • Istimewa

Digital, VIVA - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) tengah mencari solusi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang lebih canggih daripada ChatGPT untuk menghadapi tantangan keamanan nasional yang semakin kompleks.

Trump Mobile Resmi Meluncur! Ponsel Emas dan Paket 47 bikin Geger

Meskipun ChatGPT telah menjadi alat yang populer di berbagai sektor, Pentagon menilai bahwa AI generatif komersial belum cukup matang untuk memenuhi kebutuhan militer dan intelijen mereka.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks, sebagian besar sistem AI komersial saat ini belum memenuhi standar etika dan teknis yang diperlukan untuk penggunaan operasional di tubuh militer.

OpenAI Siap Geser Google? Ini Bukti ChatGPT Makin Mendominasi Dunia AI

"Kami telah mengidentifikasi lebih dari 180 potensi aplikasi AI yang dapat meningkatkan efisiensi, seperti mempercepat pengembangan perangkat lunak, menganalisis kerusakan akibat pertempuran, dan merangkum teks dari dataset terbuka dan tertutup," kata Hicks.

Adapun langkah-Langkah yang diambil sebagai berikut:

Google Search Kalah dari AI! SEO Terancam Punah

Kolaborasi dengan OpenAI:

Pentagon telah menandatangani kontrak senilai US$200 juta (Rp3,2 triliun) dengan OpenAI untuk mengembangkan dan menguji prototipe solusi AI canggih yang dapat meningkatkan operasi militer dan fungsi administratif. Proyek ini dijadwalkan selesai pada Juli 2026 dan akan berpusat di Washington DC.

Pengembangan AI Khusus Pemerintah:

Perusahaan AI lainnya, seperti Anthropic, juga telah meluncurkan layanan AI yang dirancang khusus untuk kebutuhan militer dan intelijen AS. Model AI ini memiliki pengaturan yang lebih longgar untuk mendukung tugas-tugas seperti penilaian ancaman dan analisis intelijen yang bersifat tertutup.

Inisiatif JADC2:

Pentagon mengembangkan Joint All-Domain Command and Control (JADC2), sebuah inisiatif untuk menghubungkan sensor dari semua cabang angkatan bersenjata ke dalam jaringan terpadu yang didukung oleh AI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengambilan keputusan di berbagai domain operasi.

Tantangan dan Pertimbangan Etis:

Craig Martell, Kepala Kantor Digital dan Kecerdasan Buatan Pentagon, menekankan pentingnya memiliki "kepercayaan yang dibenarkan" sebelum menerapkan teknologi AI dalam pertempuran.

"Meskipun potensi AI dalam militer sangat besar, kami menghadapi tantangan dalam memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan dapat dipercaya," jelas dia.