Iran Luncurkan Rudal Balistik ke Pangkalan AS di Qatar, Seberapa Canggih Sistem Pertahanannya?

Rudal balistik hipersonik jarak pendek Fattah-2 militer Iran
Sumber :
  • aa.com.tr

Digital, VIVA – Serangan rudal balistik yang diluncurkan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar, pada 23 Juni 2025, bukan hanya mencerminkan ketegangan geopolitik, tapi juga menjadi panggung unjuk kekuatan teknologi militer modern, baik dari sisi ofensif maupun defensif.

10 Sistem Pertahanan Udara Paling Ganas di Dunia, Indonesia Punya?

 

Iran menamai serangan ini sebagai operasi "Glad Tidings of Victory", sebagai balasan atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklirnya.

10 Rudal Paling Mematikan di Dunia, Jangkauan Ribuan Kilometer dan Akurat

Dalam peristiwa tersebut, sejumlah rudal balistik diluncurkan ke arah pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah. Namun, tak satu pun berhasil mencapai sasaran.

 

Rudal Balistik Iran: Teknologi Buatan Lokal

5 Rudal Balistik dan Hipersonik Paling Berbahaya Milik Iran, Ada yang Diklaim Tembus Iron Dome

 

Iran dikenal mengembangkan berbagai jenis rudal balistik secara mandiri, terutama setelah bertahun-tahun menghadapi embargo senjata internasional. Beberapa sistem yang diperkirakan digunakan dalam serangan ini antara lain:

 

  • Zolfaghar: rudal balistik jarak pendek dengan jangkauan sekitar 700 km, berbahan bakar padat dan peluncuran cepat.

  • Fath-360: rudal taktis berpemandu GNSS/INS, dikenal akurat untuk serangan terhadap target strategis.

  • Kheibar Shekan: rudal jarak menengah generasi terbaru dengan daya jangkau di atas 1.000 km, serta desain aerodinamis yang mempersulit intersepsi.

 

Iran mengklaim bahwa rudal-rudal ini mampu membawa hulu ledak konvensional maupun non-konvensional, dan dirancang untuk menembus sistem pertahanan modern.

 

Sistem Pertahanan Udara Canggih Qatar dan AS

 

Yang menarik, seluruh rudal tersebut berhasil dicegat sebelum mencapai pangkalan. Ini tak lepas dari kolaborasi sistem pertahanan udara AS dan Qatar yang sangat maju.

 

Beberapa teknologi pertahanan yang diyakini digunakan antara lain:

 

  • Patriot PAC-3: sistem rudal permukaan-ke-udara buatan AS yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek.

  • THAAD (Terminal High Altitude Area Defense): sistem pertahanan berbasis radar X-band yang mampu mendeteksi dan menghancurkan rudal di luar atmosfer.

  • SkySabre atau NASAMS (kemungkinan Qatar adopsi): sistem berbasis radar mutakhir dan peluru kendali aktif.

 

Koordinasi lintas sistem radar, peluncur otomatis, dan pelacakan AI membuat seluruh ancaman dari udara dapat dinetralisir dengan presisi tinggi menunjukkan bahwa medan tempur masa kini tidak hanya soal kekuatan fisik, tapi juga kecanggihan teknologi sensor dan kendali.

 

Bukti Dominasi Teknologi di medan tempur

 

Serangan ke Qatar ini memperlihatkan betapa dominannya peran teknologi pertahanan mutakhir dalam konflik militer modern. Di era digital dan AI, keberhasilan tidak lagi ditentukan hanya oleh kekuatan ofensif, melainkan juga kemampuan pertahanan prediktif dan otomatis.

 

Pertanyaan besarnya kini adalah: sampai kapan teknologi mampu menjadi tameng utama sebelum diplomasi kembali diperlukan?

Satu hal yang pasti, pertempuran di masa depan akan lebih banyak ditentukan oleh algoritma, radar, dan sistem pencegat otomatis dibanding kekuatan konvensional semata.