Robot Anjing di HUT Bhayangkara Capai Rp3 Miliar Per Unit, Warganet: Di Marketplace Cuma Rp30 Jutaan!
- VIVA/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA Digital – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Bhayangkara di Monas, Jakarta, turut dimeriahkan dengan kehadiran teknologi canggih berbentuk robot anjing. Lebih dari 20 robot dipamerkan oleh Polri dalam demonstrasi teknologi keamanan yang diklaim akan mulai digunakan secara aktif pada tahun 2026.
Namun, sorotan publik justru tertuju pada satu hal: harga robot anjing yang diklaim mencapai Rp3 miliar per unit. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh President Director PT Ezra Robotics Teknologi, R Dhannisaka, selaku pihak pengembang robot tersebut.
"Kalau untuk model basic-nya harga per unit nyaris Rp3 miliar,” ujar Dhannisaka kepada awak media usai perayaan di Monas, dikutip dari Antara Selasa 8 Juli 2025.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, turut menegaskan bahwa penggunaan robot oleh institusi kepolisian bukan hal baru di kancah internasional. Ia mencontohkan negara-negara seperti Thailand, China, dan Singapura yang telah lebih dahulu mengadopsi teknologi serupa.
Publik Meragukan Harga
Meski demikian, warganet Indonesia tampaknya tidak serta-merta menerima klaim tersebut. Banyak dari mereka melakukan pengecekan mandiri di sejumlah marketplace global, termasuk Alibaba, Tokopedia, hingga situs resmi Unitree Robotics — salah satu perusahaan robotika ternama asal Tiongkok yang dikenal dengan produk robot anjing dan humanoid.
Hasilnya? Harga yang ditemukan warganet terpaut sangat jauh dari angka Rp3 miliar. Misalnya, di situs resmi Unitree Robotics, harga robot humanoid G1 tercatat USD16.000, atau sekitar Rp258 juta. Sementara itu, beberapa varian robot anjing seperti:
- Unitree Go1 Air: USD2.700 (sekitar Rp43,5 juta)
- Unitree Go1 Pro: USD3.500 (sekitar Rp56,5 juta)
- Unitree Go2: USD2.800 (sekitar Rp45,3 juta)
Perbedaan harga yang sangat mencolok ini memicu gelombang kritik dari warganet di berbagai platform media sosial.
“Kalau harga pasaran robot Unitree hanya Rp25 juta–Rp250 juta, lalu kenapa Polri beli seharga Rp3 miliar?” tulis salah satu pengguna X (dulu Twitter).
“Di Alibaba cuma Rp30 jutaan, kenapa sampai Rp3 miliar di sini?” imbuh pengguna lain dengan nada sarkastik.
Tak sedikit pula yang menyoroti aspek anggaran dan urgensi penggunaan robot anjing tersebut, terutama jika produk yang digunakan masih buatan luar negeri.
“Kalau robotnya buatan anak negeri bisa dibanggakan. Kalo masih buatan luar hanya pemborosan anggaran. Belum ada urgensinya juga,” tulis seorang warganet.
“Buang buang duit aja ini mah, kalo masih pake remote sama aja manusia yang kerja,” celetuk warganet.