8 Negara Ditolak Beli Jet Tempur Siluman F-35, Termasuk Indonesia! Ini Dalih AS
- Lancer Cell
Jakarta, VIVA Digital – Amerika Serikat (AS) dikenal sebagai negara yang sangat selektif dalam menjual jet tempur siluman F-35 Lightning II. Meski banyak negara di dunia tertarik untuk memilikinya, termasuk Indonesia, Washington tetap menolak permintaan pembelian dari sejumlah negara karena berbagai alasan strategis dan keamanan.
Selama ini, publik mengira bahwa AS selalu terbuka untuk menjual F-35 demi keuntungan ekonomi. Namun kenyataannya, ekspor jet tempur ini sangat erat kaitannya dengan politik luar negeri, stabilitas kawasan, hingga aliansi pertahanan. AS tidak hanya mempertimbangkan kemampuan finansial calon pembeli, tetapi juga kedekatan dengan negara saingan, integrasi teknologi asing seperti Huawei dari China, serta komitmen terhadap kepentingan Israel di Timur Tengah.
Daftar Negara yang Ditolak Membeli F-35
Mengutip laporan Simple Flying Selasa, 15 Juli 2025, berikut adalah daftar negara yang ditolak Amerika Serikat dalam permintaan pembelian jet F-35, beserta alasan di baliknya:
1. Uni Emirat Arab (UEA)
Ditolak karena penggunaan teknologi China, terutama jaringan 5G Huawei, serta demi menjaga dominasi militer Israel di kawasan.
2. Qatar
Penolakan terjadi atas dasar alasan serupa, yaitu untuk mempertahankan keunggulan militer Israel.
3. Turki
Meskipun sempat menjadi mitra pengembang F-35, Turki dikeluarkan dari program setelah membeli sistem pertahanan S-400 buatan Rusia yang dinilai berisiko membocorkan informasi intelijen sensitif.
4. Mesir
Permintaan pembelian F-35 ditolak dengan alasan strategis, yakni agar Israel tetap memiliki keunggulan di kawasan Timur Tengah.
5. Arab Saudi
Alasan penolakan masih berkaitan dengan komitmen Washington untuk mempertahankan superioritas militer Israel.
6. Thailand
Hubungan Thailand dengan China serta penggunaan teknologi buatan negeri tirai bambu membuat AS ragu membuka akses ke teknologi F-35.
7. Taiwan
Meski sekutu dekat, permintaan Taiwan ditolak karena kekhawatiran akan spionase China serta potensi meningkatnya ketegangan militer dengan Beijing. Sebagai alternatif, AS tetap memasok varian F-16 terbaru.
8. Indonesia
Indonesia sempat mengajukan minat untuk membeli F-35 setelah membatalkan pembelian jet tempur Su-35 Rusia. Namun, permintaan tersebut ditolak karena alasan keamanan, keterbatasan anggaran, dan kekhawatiran atas keterlibatan teknologi China, termasuk jaringan Huawei 5G di dalam negeri.
Alasan Strategis di Balik Kebijakan AS
F-35 adalah jet tempur generasi kelima yang dirancang untuk digunakan oleh militer AS dan sekutunya. Program pengembangannya melibatkan negara-negara mitra, termasuk Inggris melalui BAE Systems, yang menyumbang 15% komponen tiap unit F-35. Meskipun begitu, AS tetap memegang kendali penuh atas distribusi dan ekspor pesawat ini.
Alasan utama penolakan penjualan meliputi:
Perlindungan teknologi sensitif F-35, agar tidak jatuh ke tangan negara rival seperti Rusia atau China.
Menjaga keunggulan militer Israel, sesuai amanat Undang-Undang Kemitraan Strategis AS-Israel (2014) yang mewajibkan AS mempertimbangkan dampak ekspor militer terhadap stabilitas regional.
Kasus Khusus: Turki dan Indonesia
Turki adalah contoh paling dramatis dari kebijakan tegas AS. Negara tersebut bahkan sempat menerima pesawat dan mengirim pilotnya ke AS, namun dikeluarkan dari program F-35 karena tetap membeli sistem S-400 Rusia. Hingga pertengahan 2025, Turki masih berupaya untuk kembali ke program tersebut.
Indonesia, di sisi lain, berada dalam posisi yang cukup kompleks. Setelah batal membeli Su-35 karena tekanan AS, Indonesia mencoba mengajukan pembelian F-35. Namun, menurut laporan Defense World pada 2020, permintaan itu ditolak dengan alasan antrean panjang, harga tinggi, dan potensi risiko keamanan. Penggunaan sistem buatan China di sektor telekomunikasi dan kepemilikan jet Rusia aktif juga turut mempengaruhi keputusan AS.