Streaming di Bulan, Kirim Selfie dari Mars: Begitulah Rencana Gila NASA dan Nokia

Kamera selfie/selfie/foto
Sumber :
  • Freepik

Digital, VIVA — Berkirim pesan di Bulan? Streaming di Mars? Itulah visi bersama NASA dan Nokia, yang telah bermitra untuk membangun jaringan seluler di Bulan guna membantu meletakkan dasar bagi kehadiran manusia jangka panjang di planet lain.

Kenapa Kamera Depan HP Sering Bermasalah? Ini Penyebab Umum dan Solusinya!

Roket SpaceX akan diluncurkan tahun ini — tanggal pastinya belum dikonfirmasi — membawa jaringan 4G sederhana ke Bulan.

Pendarat tersebut akan memasang sistem di kutub selatan Bulan dan kemudian akan dikendalikan dari jarak jauh dari Bumi.

Nonton Tetap Lancar, Kuota Aman! Begini Cara Hemat Kuota Saat Streaming di HP

"Tantangan pertama untuk membangun dan mengoperasikan jaringan adalah memiliki peralatan seluler berkualifikasi antariksa yang memenuhi persyaratan ukuran, berat, dan daya yang sesuai, serta dapat digunakan tanpa teknisi," ujar Walt Engelund, wakil administrator asosiasi untuk program di Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA, kepada CNN.

Tantangan yang tak kalah berat adalah jaringan ini harus beroperasi di lingkungan Bulan yang keras dengan suhu dan radiasi ekstrem.

Hemat Kuota saat Streaming! Ini 7 Tips Nonton di HP Tanpa Bikin Boros Data

Unit jaringan 4G ini sedang dibangun oleh Bell Labs milik Nokia menggunakan berbagai komponen komersial siap pakai.

Unit ini akan dimuat ke dalam wahana pendarat buatan perusahaan AS, Intuitive Machines, dan setelah terpasang, wahana ini akan menghubungkan wahana pendarat tersebut melalui peralatan radio ke dua wahana jelajah dengan misi khusus masing-masing: mencari es.

Salah satu kendaraan, penjelajah Lunar Outpost, akan menjelajahi area yang dikenal sebagai Shackleton Connecting Ridge, sementara kendaraan lainnya, penjelajah Micro-Nova, akan terjun ke dalam kawah untuk memindai bukti dekat es Bulan yang belum pernah ada sebelumnya.

Citra es — yang dikirimkan kembali ke wahana pendarat dan kemudian ke Bumi secara hampir seketika melalui jaringan seluler — akan menjadi yang pertama di dunia.

Es Bulan dapat digunakan untuk menghasilkan oksigen yang dapat dihirup, dan bahkan bahan bakar yang nantinya dapat digunakan untuk meluncurkan misi Mars dari Bulan.

Untuk program Artemis NASA, yang bertujuan mengembalikan astronot ke Bulan dekade ini, konektivitas seluler sangatlah berharga.

Saat ini, para astronot berbicara satu sama lain melalui radio, tetapi NASA menginginkan sistem komunikasi Bulan yang mampu mendukung video beresolusi tinggi dan data sains, kata Engelund — terutama karena misi Artemis menjadi lebih canggih.

“Kemampuan berkomunikasi di Bulan sangat penting bagi Artemis — sama pentingnya dengan elemen misi lainnya seperti listrik, air untuk diminum, dan udara untuk bernapas,” jelas Engelund.

“Pada akhirnya, upaya ini akan membantu membangun jaringan komunikasi Bulan yang dapat memberi para penjelajah kami kemampuan untuk mengirimkan kembali data ilmiah, berunding dengan pengendali misi, dan berbicara dengan keluarga mereka, seolah-olah mereka sedang berjalan di jalan menggunakan ponsel mereka.”

Hal ini dapat menjadi dasar bagi internet di luar Bumi yang serupa dengan internet di Bumi.

Perangkat pribadi dapat terhubung ke jaringan tersebut, memungkinkan para kolonis luar angkasa menggunakan ponsel pintar yang dapat mengakses semua aplikasi dan layanan yang tersedia bagi mereka yang berada di Bumi.

NASA memilih Bell Labs sebagai bagian dari inisiatif Tipping Point, serangkaian kemitraan dengan perusahaan untuk mengembangkan teknologi bagi misi masa depan yang menempatkan mereka pada posisi utama untuk peran kunci dalam ekonomi luar angkasa masa depan.

Bell Labs menerima hibah sebesar US$14,1 juta pada 2020, dan di Januari, Nokia dipilih oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan AS (DARPA) untuk mulai mengerjakan infrastruktur layanan komunikasi yang pada akhirnya akan berfungsi sebagai "kerangka kerja untuk ekonomi Bulan".

“Ekonomi Bulan di masa depan akan sangat bergantung pada teknologi komunikasi untuk mengumpulkan dan menganalisis data, berbagi informasi, serta memelihara dan mengendalikan operasi,” ujar Thierry Klein, presiden Bell Labs Solutions Research, kepada CNN.

“Ini mencakup mempertahankan keberadaan manusia semi-permanen atau permanen di Bulan, serta operasi robotik otomatis untuk transportasi, penambangan sumber daya, pengolahan mineral, dan pengumpulan data ilmiah.”

Jika suatu jaringan dapat bertahan dalam perjalanan ke orbit, lalu dikerahkan dan bertahan secara otonom di tengah ruang hampa, suhu yang berfluktuasi liar, dan radiasi kosmik, maka ia akan mampu bertahan di lokasi paling keras di Bumi — seperti lapisan es kutub, gurun, atau anjungan lepas pantai.