Melanin, Simbol Keindahan yang Sering Disalahpahami

Ilustrasi Melanin.
Sumber :
  • Technology Networks

Digital, VIVA - Di tengah kemajuan zaman dan penuh dengan keterbukaan, ternyata standar kecantikan bahwa kulit cantik haruslah yang putih masih tetap ada di Indonesia.

Terbongkar! Begini Cara Cek Siapa yang Gak Follback Kamu di Instagram

Padahal, masyarakatnya terlahir dengan beragam warna kulit dengan mayoritas sawo matang.

Ironisnya lagi, orang berkulit gelap atau sawo matang kerap mendapatkan perundungan (bullying) di pergaulan, sekolah bahkan rumah tangga.

5 Settingan iPhone Agar Video Makin Jernih dan Upload Story Gak Buram

Diskriminasi ini terjadi sejak masa penjajahan, di mana penjajah yang berkulit putih dianggap superior dibandingkan dengan warna kulit pribumi yang mayoritas berkulit sawo matang atau gelap.

Standar kecantikan itu masih terbawa hingga sekarang. Ini adalah bentuk colorism, yaitu narasi diskriminasi yang menyatakan bahwa kulit cantik haruslah kulit yang putih, sedangkan kulit gelap otomatis dianggap kurang cantik dan tidak diinginkan.

Gamers dan Content Creator Wajib Punya Alat Mungil Ini, Liburan Jadi Produktif Maksimal

Narasi ini membuat sebagian orang melakukan segala cara untuk merubah warna kulitnya untuk memenuhi standard kecantikan tersebut.

Mereka kerap terperangkap penggunaan skincare abal-abal dan etiket biru abal-abal yang berujung pada munculnya masalah baru seperti jerawat parah, okronosis, telangiectasis, dan permasalahan kulit lainnya.

Diskriminasi atas warna kulit ini kerap menyebabkan turunnya kepercayaan diri yang dapat menghambat mereka untuk meraih apa yang mereka impikan. Padahal, warna kulit bukanlah masalah, karena bersifat genetik.

Melanin adalah pigmen pembentuk warna kulit yang terdiri dari eumelanin dan pheomelanin.

Warna kulit dibentuk dari rasio eumelanin dan pheomelanin di dalam kulit. Jika kulit memiliki eumelanin lebih banyak dibanding pheomelanin maka kulit akan semakin gelap dan sebaliknya.

Melanin juga berperan penting sebagai perlindungan kulit dari bahaya paparan sinar Matahari, sehingga risiko terkena kanker kulit lebih kecil dibanding orang kulit putih, maka seharusnya kita jaga.

Diskusi Melanin.

Photo :
  • Dok. Istimewa

"Melanin adalah pahlawan kita. Inilah awal mula nama Melanin Hero berasal. Komunitas yang kami dirikan," ujar Verra Oktavianti, satu dari tiga pendirinya.

Bersama dr Ika, dokter edukator perawatan kulit yang gencar edukasi selama lebih dari 5 tahun, dan Farah Fransiska, seorang beauty enthusiast, Melanin Hero adalah komunitas pertama di Indonesia yang mengajak masyarakat untuk mencintai warna kulitnya, sebagai wadah untuk belajar bersama tentang kesehatan kulit, pengembangan diri dan menemukan potensi diri sehingga mereka bisa menjadi apa yang mereka inginkan.

Di tengah gempuran iklan bombastis yang menjanjikan putih dan maraknya skincare abal-abal di marketplace dan media sosial, Melanin Hero mengajak masyarakat untuk sadar tentang kecantikan warna kulitnya, melalui Melanin Matters yang bertajuk ‘Beauty Reborn”.

Melanin Matters – Beauty Reborn, adalah even kelima setelah sebelumnya sukses diadakan di Tangerang Selatan, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta. Melanin Matters, merupakan signature event Melanin Hero yang terdiri dari Talkshow serta Make Up Tutorial sebagai upaya edukasi yang lebih efektif dan menyenangkan untuk Kesehatan masyarakat dan kepercayaan diri.