Bukan Kapal Biasa! Ini Teknologi Tempur Canggih Fregat Siluman yang Dibeli Indonesia dari Turki
- IST
Digital, VIVA – Indonesia resmi memesan dua unit fregat siluman kelas I atau Istif-class dari Turki, dan yang bikin kagum kapal ini bukan sekadar kapal perang biasa.
Di balik desainnya yang ramping dan futuristik, tertanam berbagai teknologi tempur mutakhir yang siap mengubah peta kekuatan laut Indonesia di kawasan.
Kapal ini adalah bagian dari program MILGEM (Milli Gemi) milik Turki, sebuah proyek ambisius yang menempatkan teknologi dan modularitas sebagai inti desainnya.
Dengan panjang 113 meter dan bobot sekitar 3.100 ton, fregat ini membawa kombinasi sensor canggih, sistem persenjataan mutakhir, dan kemampuan siluman yang menjadikannya salah satu kapal paling modern di kelasnya.
Penandatanganan kontrak pengadaan dua kapal Istif-class di Turki
- Dok, Menhan
Desain Siluman: Lawan Tak Akan Tahu Kapan Diserang
Fregat Istif-class dirancang dengan pendekatan stealth. Bentuk lambung dan superstruktur kapal dioptimalkan untuk meminimalisir pantulan radar, membuatnya sulit terdeteksi oleh musuh. Hal ini memberi keunggulan strategis dalam misi pengintaian, penyergapan, maupun operasi khusus.
Otak Canggih: Sistem Manajemen Tempur Havelsan Advent
Salah satu kekuatan utama fregat ini ada pada sistem tempurnya, Havelsan Advent CMS. Sistem ini merupakan pusat kendali digital yang mampu mengintegrasikan berbagai sensor, senjata, dan komunikasi secara real-time.
Artinya, kapal dapat mendeteksi, melacak, hingga mengunci banyak target udara dan laut secara bersamaan.
CMS ini juga memungkinkan data fusion dari berbagai sumber (seperti radar, sonar, dan UAV), sehingga kapal bisa mengambil keputusan secara cepat dan akurat di tengah pertempuran.
Radar AESA: Deteksi Jauh, Anti-Jamming
Fregat ini mengandalkan radar AESA CENK-S, radar multifungsi berteknologi Active Electronically Scanned Array yang biasa digunakan oleh militer negara-negara maju.
Radar ini mampu mendeteksi sasaran udara dan permukaan dengan akurasi tinggi, bahkan dalam kondisi jamming elektronik. Sistem ini mendukung pelacakan multi-target secara simultan dan sangat efektif dalam memberikan keunggulan situasional.
Rudal HISAR dan ATMACA: Kombinasi Serangan Udara dan Laut
Untuk sistem senjata, fregat Istif-class dilengkapi peluncur vertikal MIDLAS VLS dengan 16 sel, yang kompatibel dengan rudal pertahanan udara HISAR buatan Turki. HISAR mampu menghadapi ancaman pesawat tempur, helikopter, dan rudal musuh dengan jangkauan hingga 25 km.
Sementara itu, rudal ATMACA menjadi andalan untuk menghancurkan kapal permukaan. Rudal ini menggunakan teknologi pencari aktif dan sistem navigasi inersial, menjadikannya sangat akurat bahkan terhadap target yang bermanuver.
Sistem Anti-Kapal Selam: Deteksi dan Hancurkan dari Jauh
Fregat ini juga sangat siap menghadapi ancaman bawah laut. Terdapat sonar yang terpasang di lambung kapal serta sistem towed array sonar, yang keduanya mampu mendeteksi kapal selam dengan presisi tinggi.
Kapal ini juga dilengkapi dengan hanggar dan dek pendaratan untuk satu unit helikopter S-70B Seahawk, yang dapat membawa torpedo dan sistem pengintaian anti-kapal selam.
Pertahanan Berlapis: Gökdeniz CIWS dan Meriam Otomatis
Untuk perlindungan jarak dekat, fregat ini menggunakan Gökdeniz CIWS, sistem senjata otomatis dengan laras ganda kaliber 35 mm yang dapat menghancurkan rudal atau drone yang mendekat. Ditambah dengan meriam utama 76 mm, kapal ini punya pertahanan berlapis dari berbagai arah.
Alih Teknologi: Indonesia Tak Hanya Beli, tapi Juga Belajar
Menariknya, Indonesia tidak sekadar menjadi pembeli. Lewat keterlibatan PT PAL Indonesia, proyek ini juga mencakup transfer teknologi dan kolaborasi produksi. Artinya, para insinyur dalam negeri akan terlibat langsung dalam pembangunan kapal, membuka jalan bagi kemandirian industri pertahanan nasional di masa depan.
Penandatanganan kontrak dilakukan di Istanbul pada Sabtu, 26 Juli 2025, dan disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin.
“Penandatanganan ini menandai langkah maju dalam pengembangan industri galangan kapal nasional melalui kolaborasi teknologi, alih pengetahuan, serta produksi bersama kapal militer yang mendukung kebutuhan pertahanan negara,” tulis Sjafrie di Instagram.
Dengan teknologi yang dibawa fregat Istif-class ini, Indonesia selangkah lebih maju dalam membangun kekuatan laut yang tidak hanya tangguh, tapi juga cerdas.