DeepSeek Kejar OpenAI dan Google, Siap Rilis Agen AI Super Pintar
- New York Times
-
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, memilih untuk menunda peluncuran model R2 demi penyempurnaan teknis.
Ia juga harus menyesuaikan langkah perusahaan dengan aktivitasnya di High-Flyer Asset Management, sebuah perusahaan investasi besar di China.
-
Berbeda dengan Alibaba dan Tencent yang lebih agresif dalam merilis model AI, DeepSeek mengambil jalur konservatif agar produk yang diluncurkan benar-benar matang.
Peningkatan Kapasitas lewat Model V3.1
Pada bulan lalu, DeepSeek memperkenalkan pembaruan V3.1.
-
Context window diperluas hingga 128.000 token, memungkinkan AI memahami konteks percakapan yang jauh lebih panjang.
Jumlah parameter juga meningkat hingga 685 miliar, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam meningkatkan kecanggihan produknya.
DeepSeek bahkan menerapkan label wajib pada konten buatan AI sebagai bentuk tanggung jawab etis, meski fitur tersebut bisa dinonaktifkan oleh pengguna.
R2: Agen AI yang Beda dari Chatbot Biasa
Model terbaru R2 akan difokuskan untuk pasar agen AI, bukan sekadar chatbot teks.
Agen AI ini digadang-gadang mampu:
Membuat perencanaan perjalanan lengkap dengan rekomendasi aktivitas dan anggaran.
Memperbaiki perangkat lunak tanpa banyak intervensi manusia.
Mengelola alur kerja bisnis dengan efisiensi tinggi.
Dengan kemampuan ini, agen AI dipandang sebagai tahap penting berikutnya dalam evolusi teknologi kecerdasan buatan.
Tantangan dan Target DeepSeek
Secara global, pemain besar seperti OpenAI, Microsoft, dan Anthropic sudah lebih dulu memperkenalkan agen AI mereka.
Namun, DeepSeek menargetkan agar R2 bisa menyamai bahkan melampaui pencapaian para pesaingnya.
Tujuan besar DeepSeek adalah menantang dominasi AI dari Amerika Serikat dan menempatkan China sebagai pemimpin baru dalam pengembangan teknologi ini.
Meski detail harga, ketersediaan, dan spesifikasi teknis R2 masih minim, peluncuran pada akhir 2025 diyakini akan menjadi sorotan dunia, khususnya di Silicon Valley dan Washington.