Misi Persempit Kesenjangan Digital di Wilayah Pedesaan dan Daerah Terpencil
- Dok. Istimewa
Menurut Gustaff, ada catatan penting dari agenda transformasi digital yang dilakukan sejak 2020, khususnya yang terkait dengan peningkatan aksesibilitas jaringan internet dan teknologi digital di wilayah pedesaan dan daerah terpencil.
“Sekarang kita mengalami bagaimana internet dan teknologi digital bisa menjadi bagian yang dominan dalam kehidupan sehari-hari tapi pada saat yang bersamaan ada juga risiko. Di daerah misalnya, kita menemukan banyak kasus seperti judol (judi online), pinjol (pinjaman online), penyebaran konten ilegal maupun hoax," tuturnya.
Hal ini, lanjut Gustaaf, hanya bisa diatasi melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas pendidikan secara aktif karena bukan hanya mengajarkan kemampuan teknis dan literasi digital, tapi juga memberitahu kepada masyarakat risiko-risiko yang menjadi bagian dari perkembangan internet dan juga teknologi digital.
Pada tahun ini, wilayah yang telah dijajaki menjadi lokasi percontohan baru adalah Kepulauan Mentawai, karena secara geografis sangat menantang.
“Lokasinya berada di daerah rawan bencana, jaringan internet dan layanan telekomunikasi di beberapa titik di sana masih punya banyak kendala,” jelas dia.
Rural ICT Camp 2025 melibatkan peserta dari 10 lokasi Sekolah Internet Komunitas di 8 provinsi, seperti Aceh, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Kegiatan meliputi peluncuran buku panduan IoT dan AI, pameran prototipe Co-LABS, serta diseminasi teknologi tepat guna untuk ketahanan iklim.