Canggih Tapi Berisiko? Pakar Ingatkan Potensi Penyalahgunaan Google VEO 3

Google Veo 3
Sumber :
  • NNC Netralnews

Digital, VIVA – Google kembali mencuri perhatian dunia teknologi dengan peluncuran VEO 3, generasi terbaru dari sistem AI video generator mereka.

6 Fitur Unggulan Google Veo 3, Kecerdasan Video AI yang Makin Gila!

Dengan kemampuan menghasilkan video resolusi tinggi yang tampak sangat realistis hanya dari deskripsi teks, VEO 3 disebut-sebut sebagai lompatan besar dalam bidang kecerdasan buatan.

Namun di balik kecanggihannya, sejumlah pakar memperingatkan bahwa teknologi ini bisa membuka celah penyalahgunaan yang serius, terutama terkait manipulasi visual, misinformasi, dan etika digital. 

Langganan Google Veo 3 Mahal? Coba Cara Gratis Ini dan Nikmati Fitur-fitur Bikin Video Keren

Hasil video buatan Google Veo 3

Photo :
  • TikTok/galeka.666

Google VEO 3: AI Video Generator Super Canggih

Cara Akses Google Veo 3 Gratis dari Indonesia, Bikin Video AI Sekeren Hollywood!

VEO 3 dirancang untuk mengubah teks menjadi video dengan durasi panjang, gerakan kamera sinematik, dan transisi alami antar adegan.

Teknologi ini bahkan mampu memahami nuansa gaya pembuatan film serta instruksi rumit, mulai dari deskripsi visual hingga emosi karakter.

Dari laporan resmi Google DeepMind, VEO 3 memiliki kemampuan memproduksi video hingga resolusi 1080p dengan durasi lebih dari 60 detik, sebuah kemajuan besar dibandingkan versi sebelumnya maupun kompetitor seperti Sora dari OpenAI.

Platform ini awalnya hanya tersedia bagi kreator tertentu melalui program terbatas, namun antusiasme publik dan komunitas AI menunjukkan bahwa teknologi semacam ini akan segera menjadi arus utama.

Kekhawatiran Para Pakar: Deepfake dan Disinformasi Visual

Meski mengesankan, sejumlah akademisi dan peneliti AI menyatakan keprihatinan atas potensi penyalahgunaan teknologi seperti VEO 3.

Dilaporkan oleh media internasional seperti The Verge dan Wired, beberapa pakar menilai bahwa video yang dihasilkan sangat realistis sehingga bisa digunakan untuk menyebarkan konten palsu, termasuk video yang meniru tokoh publik atau menciptakan narasi yang menyesatkan.

Salah satu pakar dari Center for Humane Technology disebutkan menyoroti risiko "visual hallucination", yakni ketika publik tidak lagi mampu membedakan antara video nyata dan buatan.

Hal ini dinilai berbahaya terutama menjelang momen politik penting seperti pemilu, karena dapat merusak kepercayaan publik terhadap media visual.

Google Janjikan Langkah Keamanan

Sebagai respons terhadap kritik ini, pihak Google memastikan bahwa VEO 3 hanya tersedia untuk kreator terverifikasi dalam tahap awal.

Mereka juga menegaskan bahwa seluruh video yang dibuat akan disertai watermark digital menggunakan SynthID, teknologi yang dirancang untuk menandai konten buatan AI secara tak kasat mata namun dapat dikenali sistem.

Selain itu, Google mengklaim telah melakukan pengujian etika dan keamanan secara menyeluruh sebelum merilis teknologi ini.

Namun tetap saja, sebagaimana dicatat oleh pengamat AI dari MIT Technology Review, tidak ada sistem yang benar-benar kedap dari penyalahgunaan ketika sudah dirilis secara luas ke publik.

Dunia Menuju Era Visual Buatan

Kemunculan VEO 3 menandai era baru di mana pembuatan video tidak lagi membutuhkan kamera, kru produksi, atau aktor sungguhan.

Meskipun memberikan peluang besar bagi industri kreatif dan para pembuat konten independen, teknologi ini juga mengundang pertanyaan besar tentang masa depan otentisitas digital.

Sejumlah negara bahkan mulai mempertimbangkan regulasi baru untuk mengontrol penyebaran konten buatan AI. Di Eropa dan Amerika Serikat, diskusi soal transparansi konten AI dan labelisasi video hasil AI tengah digencarkan.

Bagi masyarakat umum, penting untuk meningkatkan literasi digital agar tidak mudah terjebak dalam konten manipulatif yang tampak “nyata” padahal sepenuhnya dibuat oleh mesin.