Karakter AI "Tung Tung Tung Sahur" Masuk Game Free Fire, Kreatornya Kecewa karena Tidak Dimintai Izin

Tung Tung Tung Sahur di Free Fire
Sumber :
  • Garena

Digital – Karakter viral Tung Tung Tung Sahur kini resmi masuk ke dalam game Free Fire, namun peluncuran tersebut memicu kontroversi besar di kalangan netizen.

5 Karakter Free Fire yang Sering Diremehkan Padahal Overpowered, Pemain Pro Saja Pakai

Garena, pengembang game battle royale populer ini, resmi mengumumkan kehadiran karakter bundling "Tung Tung Tung Sahur" yang sudah tersedia di dalam game sejak 13 Juni 2025. Tapi di balik gebrakan tersebut, ada kisah kekecewaan dari sang kreator asli yang viral lewat TikTok.

Diciptakan oleh Kreator AI Lokal

Karakter Tung Tung Tung Sahur pertama kali diperkenalkan oleh kreator TikTok @noxaasht pada 28 Februari 2025. Dalam unggahannya, Noxa menampilkan sosok manusia kentungan yang membangunkan umat Islam untuk sahur, lengkap dengan nuansa Ramadan yang kental.

Inovasi Gila di OPPO Find X8 Pro, Dijuluki HP Tercanggih 2025 yang Bikin Pesaing Ketar-Ketir!

Uniknya, karakter ini bukan dibuat secara manual, melainkan hasil dari prompt AI yang dirancang sendiri oleh Noxa.

Kreativitas Noxa ternyata disambut luar biasa oleh netizen. Karakter ini langsung viral secara global, bahkan dikembangkan menjadi berbagai merchandise seperti boneka, tas, hingga akhirnya masuk ke dalam ekosistem game Free Fire.

Garena Rilis Karakter, tapi Tanpa Izin?

Tak Diunggulkan, Onic Justru Tundukkan Asia Tenggara di FFWS SEA 2025

Masalah muncul ketika Garena merilis karakter "Tung Tung Tung Sahur" ke dalam Free Fire tanpa seizin Noxa.

Sang kreator langsung menyuarakan kekecewaannya lewat akun TikTok pribadinya dengan unggahan berjudul “Etika Nomor Satu, Hati yang Tak Bisa Dibeli.”

"Iya gua tau gabisa di copyright tapi minimal etika kek gua chat gadijawab? sekelas game top 1 di Indo??" tulis Noxa pada Senin (16/6/2025).

Menurut Noxa, ia sudah mencoba menghubungi pihak Garena, namun tidak mendapat respons apa pun.

Pro-Kontra Soal Hak Cipta AI

Situasi ini kemudian menyulut perdebatan luas soal etika dan hak cipta dalam era konten berbasis AI. Sebagian netizen membela Noxa dengan dalih bahwa meskipun karakter dibuat lewat AI, ide, konsep, dan prompt-nya tetap milik sang kreator.

Namun, ada juga pihak yang menilai Garena tidak bersalah karena karakter AI seperti ini tidak bisa diklaim hak ciptanya secara legal.

Komentar-komentar netizen pun terbagi dua kubu, antara yang mendukung hak kreator dan yang berpihak pada prinsip legalitas karya AI yang bersifat open domain.