Sidik Jari vs Face Unlock: Mana yang Lebih Aman untuk HP Anda di 2025?
- GSMArena
Jakarta, VIVA Digital – Di era digital yang semakin canggih, keamanan smartphone menjadi prioritas utama. Tak hanya menyimpan data pribadi, perangkat genggam kini juga berisi akses ke keuangan digital, email kerja, dan berbagai aplikasi penting lainnya.
Oleh karena itu, metode autentikasi biometrik seperti sidik jari (fingerprint) dan pengenalan wajah (face unlock) semakin menjadi fitur wajib di smartphone masa kini.
Kedua teknologi ini memiliki tujuan yang sama, yakni mengamankan perangkat dari akses yang tidak sah. Namun, dari sisi keamanan, kecepatan, dan kenyamanan, keduanya punya keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Keamanan Sidik Jari: Stabil dan Terbukti
Pemindai sidik jari bekerja dengan membaca pola unik pada permukaan kulit jari. Sidik jari memiliki tingkat akurasi yang tinggi karena sifatnya yang unik untuk setiap individu. Teknologi ini sulit ditiru, bahkan oleh kembar identik sekalipun.
Versi terbaru dari pemindai sidik jari kini menggunakan teknologi ultrasonik, seperti yang dipakai pada seri Samsung Galaxy S23 dan S24. Sensor ini mampu membaca hingga ke lapisan bawah kulit, menjadikannya lebih aman dari potensi pemalsuan menggunakan cetakan.
Namun, kelemahan dari fingerprint adalah penurunan sensitivitas saat jari basah, berminyak, atau terluka. Selain itu, sensor bisa tidak merespons jika terkena debu atau kotoran.