Harga Tiket Pesawat Bisa Berubah Tiap Detik, Delta Pakai AI untuk Atur Tarif Penumpang

Maskapai Delta Air Lines
Sumber :
  • Getty Images

Digital, VIVA – Dunia penerbangan tengah menghadapi perubahan besar yang tak lagi sekadar soal kecepatan dan kenyamanan, tetapi juga bagaimana harga tiket ditentukan. Bayangkan, harga tiket pesawat yang Anda lihat hari ini bisa berubah hanya dalam hitungan detik—bukan karena promo, tapi karena teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence yang terus membaca perilaku Anda secara real-time.

Penasaran Teknologi Pesawat Tempur vs Komersial Canggih Mana? Intip F-35 vs A350 dan 777X

 

Delta Air Lines, salah satu maskapai besar Amerika Serikat, sedang bereksperimen dengan sistem penentuan harga tiket berbasis AI yang diklaim akan lebih fleksibel dan efisien. Namun sistem ini juga memunculkan kekhawatiran: apakah harga tiket kini menjadi sepenuhnya tidak transparan? Apakah sistem ini adil untuk semua kalangan? Dan seberapa besar kendali yang dimiliki konsumen dalam era baru ini?

5 Tablet RAM 12GB Paling Worth It 2025, Mulai Rp4 Jutaan: Cocok Buat Ngonten dan Gaming

 

Berikut ulasan lengkapnya berdasarkan laporan Simple Flying berjudul The Future Of Fares: How Delta Could Use AI To Set Ticket Prices yang dirilis pada 20 Juli 2025.

Cara Main ke Rumah Pop It Unicorn Warna-Warni di Sakura School Simulator

 

Delta Siapkan Algoritma Penentu Harga Tiket

 

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Delta mulai mengadopsi model penetapan harga berbasis sistem terintegrasi, bukan lagi struktur tarif tradisional. Vice President of Revenue Management Delta, Jeff Lobl, mengatakan bahwa pihaknya ingin "memiliki lebih banyak fleksibilitas" dalam menentukan harga.

"Kami sedang membangun sistem baru. Fokus kami adalah menciptakan tarif berbasis produk alih-alih menggunakan struktur filing seperti yang telah digunakan selama 40 tahun terakhir," kata Jeff Lobl, dikutip dari Simple Flying.

 

Delta ingin meninggalkan struktur tarif lama (fare filing system) yang selama ini didistribusikan melalui sistem global seperti GDS (Global Distribution System). Dengan teknologi baru, harga bisa ditentukan langsung berdasarkan permintaan, perilaku pengguna, dan faktor lainnya.

 

Harga Tiket Bisa Berbeda untuk Setiap Pengguna

 

Sistem ini memungkinkan harga tiket berubah dalam hitungan menit atau bahkan detik tergantung pada:

  • Riwayat pencarian tiket pengguna
  • Lokasi geografis saat membuka situs
  • Perangkat yang digunakan (misalnya smartphone atau desktop)
  • Waktu pengguna melakukan pencarian
  • Frekuensi kunjungan ke situs maskapai

 

 

Prinsip ini mengarah pada skema hyper-personalization, mirip seperti bagaimana iklan digital ditampilkan secara unik untuk setiap pengguna berdasarkan data aktivitas daring mereka.

 

Mirip Iklan Google, Tapi untuk Tiket Pesawat

 

Menurut Simple Flying, pendekatan ini sejatinya tidak jauh berbeda dengan model iklan Google atau Meta, di mana setiap pengguna mendapat penawaran berdasarkan profil unik mereka. Hanya saja, dalam konteks tiket pesawat, nilai uang yang terlibat jauh lebih besar, sehingga implikasinya juga lebih kompleks.

“Delta ingin menciptakan produk yang tidak lagi mengandalkan kode tarif rumit seperti Y, M, B, tapi berdasarkan kombinasi layanan dan preferensi pelanggan,” tulis Jay Singh dikutip Simple Flying.

 

Risiko: Ketidakadilan Harga dan Diskriminasi Algoritmik

 

Meski terdengar futuristik, banyak pihak mempertanyakan potensi dampak negatif dari sistem ini, antara lain:

  • Harga tiket menjadi tidak transparan dan sulit diprediksi
  • Pelanggan bisa membayar lebih mahal hanya karena datanya terbaca sebagai "siap beli"
  • Algoritma berisiko bias jika dilatih dengan data yang tidak netral
  • Penumpang sulit membandingkan harga antar platform karena sistem terintegrasi tertutup

 

 

Jeff Lobl sendiri mengakui bahwa proses ini masih dalam tahap awal dan perlu pengujian lebih lanjut. Namun Delta menganggap inilah langkah penting untuk mengakomodasi kebutuhan pelanggan modern yang dinamis.

 

Konsumen Harus Makin Cerdas

 

Jika sistem ini benar-benar diterapkan secara luas, konsumen harus lebih bijak saat berburu tiket. Menggunakan mode penyamaran (incognito), membandingkan harga di beberapa perangkat, atau bahkan menunggu waktu tertentu sebelum membeli bisa menjadi strategi baru di era algoritma ini.

 

Delta belum mengumumkan kapan sistem ini akan diimplementasikan secara penuh, tetapi uji coba disebut sudah berjalan untuk rute-rute tertentu. Maskapai lain seperti Lufthansa dan Emirates juga tengah mengembangkan pendekatan serupa, menandakan bahwa masa depan harga tiket memang akan sangat berbeda dibandingkan saat ini.