Waspada! Ini 5 Bahaya Mengintai dari Tren Edit Foto AI yang Lagi Viral

Cara Bikin Foto Polaroid Bareng Idol Kpop Pakai Gemini AI
Sumber :
  • Threads/zwqyou_

Jakarta, VIVA Digital – Tren media sosial memang selalu menghadirkan hal-hal baru yang cepat menarik perhatian. Belakangan ini, fenomena miniatur AI diri sendiri menjadi viral. Banyak orang berbondong-bondong membuat versi action figure digital atau figur AI lain yang menyerupai diri mereka, lalu membagikannya di media sosial.

Lagi Viral! Begini Cara Bikin Foto Polaroid Bareng Idol Kpop Pakai Gemini AI

Tak hanya itu, tren edit foto AI juga menghadirkan variasi lain, seperti ilusi visual seolah-olah dipeluk idol K-Pop. Meski terlihat seru dan menghibur, pakar keamanan digital mengingatkan adanya sejumlah risiko serius di balik tren ini.

Menurut laporan Remote Staff, ada setidaknya 5 bahaya besar yang patut diwaspadai ketika seseorang memutuskan untuk mengunggah foto pribadi ke generator AI.

Cara Membuat Action Figure dan Diecast Mobil dari AI Bisa Bergerak dengan Google AI Studio

1. Foto Bisa Digunakan untuk Deepfake

Deepfake adalah manipulasi gambar, video, atau audio dengan bantuan kecerdasan buatan. Meski awalnya foto hanya dipakai untuk kebutuhan hiburan, nyatanya data tersebut bisa masuk ke basis pelatihan AI.

Viral Tren Action Figure dan Diecast Mobil dari AI, Begini Cara Membuatnya dengan Gemini AI

Artinya, gambar wajah Anda berpotensi digunakan untuk membuat konten deepfake tanpa izin. Dampaknya bisa serius, mulai dari penyebaran misinformasi, penipuan digital, hingga pencemaran nama baik.

2. Kehilangan Kendali atas Identitas Digital

Identitas digital merupakan kumpulan data yang mewakili seseorang di dunia online. Ini mencakup foto, nama pengguna, kata sandi, hingga detail pribadi lain.

Saat foto pribadi diunggah ke generator AI, kendali atas data tersebut bisa hilang. AI dapat menangkap informasi tersembunyi di balik foto, misalnya:

  • Lokasi: Foto outdoor mungkin memperlihatkan papan jalan atau landmark yang mengungkap tempat tinggal Anda.
  • Informasi pribadi: Foto indoor bisa menampilkan buku, furnitur, atau barang lain yang tanpa sadar mengungkap status ekonomi, minat, bahkan kondisi kesehatan.

3. Risiko Keamanan Data Pribadi

Setiap kali mengunggah foto ke layanan AI, ada potensi data Anda tersimpan di server penyedia. Tanpa perlindungan yang jelas, data ini rawan dieksploitasi atau bahkan dijual ke pihak ketiga.

Kebocoran data pribadi sering kali dimanfaatkan untuk peretasan akun, penipuan online, hingga pencurian identitas.

4. Potensi Disalahgunakan untuk Penipuan

Foto hasil edit AI bisa menjadi bahan untuk membuat identitas palsu. Modifikasi gambar dengan teknologi AI memungkinkan penipu membuat akun media sosial atau profil fiktif yang meyakinkan.

Kasus seperti ini kerap digunakan untuk scamming, phishing, hingga manipulasi emosional dengan tujuan tertentu.

5. Jejak Digital yang Sulit Dihapus

Setiap foto yang beredar di internet meninggalkan jejak digital. Sekali terunggah, hampir mustahil menghapusnya sepenuhnya, apalagi jika sudah tersebar luas.

Hal ini menimbulkan risiko jangka panjang, termasuk munculnya kembali foto tersebut di luar konteks atau digunakan dalam cara yang merugikan di masa depan.

Kesimpulan

Mengikuti tren AI di media sosial memang mengasyikkan. Namun, penting untuk memahami bahwa setiap foto yang diunggah bisa menjadi celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab.

Lima risiko di atas menjadi peringatan agar lebih bijak saat memutuskan ikut serta dalam tren edit foto AI. Alih-alih hanya fokus pada hiburan, pengguna internet perlu mempertimbangkan keamanan identitas digital mereka.

Sebelum mengunggah foto, pastikan Anda benar-benar menyadari potensi bahayanya. Sebab, sekali data tersebar di dunia maya, hampir tidak ada jalan untuk menariknya kembali.