Kehadiran AI Bikin Industri Media Berguncang, Wamenkomdigi Buka Suara

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria
Sumber :
  • Antara

"Dulu di media cetak ada hubungan emosional yang kuat antara pembaca dan media. Lalu datang platform media sosial yang mengontrol audiens. Sekarang direct traffic ke situs sangat kecil karena rata-rata sebagian besar distribusi konten media lewat platform media sosial," ucap Nezar.

Rahasia Edit Foto di Gemini AI Biar Tetap Mirip Wajah Asli, Hasilnya Bikin Takjub!

Tantangan kedua adalah munculnya teknologi AI generatif yang bisa memproduksi konten secara otomatis. Bahkan, AI kini mampu menyusun ringkasan hingga naskah berita dari data yang tersedia.

"Hanya reporter yang dibutuhkan (untuk memproduksi berita). Untuk pengolahan data dan lainnya itu bisa dikerjakan oleh generative AI. Platform-platform aplikasi AI bisa mengubah bahan-bahan itu dan menjadi tulisan," ujarnya.

Ancaman Hak Cipta dan Kekacauan Informasi

Satu Prompt Rahasia Ini Bisa Membuat ChatGPT Jadi Lebih Pintar

Nezar menekankan, kehadiran AI generatif memunculkan persoalan serius, salah satunya terkait hak cipta. Sebab, mesin cerdas itu dapat meniru gaya penulisan dari situs-situs berita. Tak hanya itu, fenomena misinformasi juga kian marak karena siapa pun bisa membuat konten berita tanpa jaminan kredibilitas.

"Muncul apa yang kita kenal sebagai information disorder atau kekacauan informasi. Karena apa? Kita tidak tahu lagi mana informasi yang benar atau tidak benar. Apalagi dengan AI, kita tidak tahu apakah ini produk buatan AI atau ini produk yang dibuat oleh manusia," jelasnya.

Media Internasional Mulai Beradaptasi

Halaman Selanjutnya
img_title
Google Gemini Dapat 3 Fitur Baru Setelah Geser ChatGPT di App Store