Kehadiran AI Bikin Industri Media Berguncang, Wamenkomdigi Buka Suara
- Antara
"Dulu di media cetak ada hubungan emosional yang kuat antara pembaca dan media. Lalu datang platform media sosial yang mengontrol audiens. Sekarang direct traffic ke situs sangat kecil karena rata-rata sebagian besar distribusi konten media lewat platform media sosial," ucap Nezar.
Tantangan kedua adalah munculnya teknologi AI generatif yang bisa memproduksi konten secara otomatis. Bahkan, AI kini mampu menyusun ringkasan hingga naskah berita dari data yang tersedia.
"Hanya reporter yang dibutuhkan (untuk memproduksi berita). Untuk pengolahan data dan lainnya itu bisa dikerjakan oleh generative AI. Platform-platform aplikasi AI bisa mengubah bahan-bahan itu dan menjadi tulisan," ujarnya.
Ancaman Hak Cipta dan Kekacauan Informasi
Nezar menekankan, kehadiran AI generatif memunculkan persoalan serius, salah satunya terkait hak cipta. Sebab, mesin cerdas itu dapat meniru gaya penulisan dari situs-situs berita. Tak hanya itu, fenomena misinformasi juga kian marak karena siapa pun bisa membuat konten berita tanpa jaminan kredibilitas.
"Muncul apa yang kita kenal sebagai information disorder atau kekacauan informasi. Karena apa? Kita tidak tahu lagi mana informasi yang benar atau tidak benar. Apalagi dengan AI, kita tidak tahu apakah ini produk buatan AI atau ini produk yang dibuat oleh manusia," jelasnya.