Donald Trump Bongkar TikTok, Xi Jinping Diam-diam Setuju?

Ilustrasi TikTok
Sumber :
  • AI/Gemini

Digital, VIVA - Presiden Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang mengalihkan operasi TikTok di Amerika Serikat (AS) kepada investor negara tersebut dan internasional.

TikTok Terancam Tutup di AS, Diganti Platform Baru? Ini Faktanya

Ia mengaku telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping, yang kabarnya meminta Trump 'untuk melanjutkannya'.

TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance Technology asal China, menjadi sangat populer di kalangan remaja dan dewasa muda AS pada akhir 2010.

Catat Peluncuran dan Harga Ponsel Lipat Tiga Samsung

Kini, aplikasi itu memiliki sekitar 170 juta pengguna di sana. Pertumbuhannya yang pesat memicu kekhawatiran bahwa hukum China dapat memungkinkan Beijing mengakses data pengguna AS.

Donald Trump mencoba melarang TikTok pada masa jabatan pertamanya, tetapi diblokir oleh pengadilan AS.

Kedatangan iPhone 17 Air Terhambat Gara-gara eSIM

TikTok dilarang dari perangkat pemerintah AS pada 2022, dan dua tahun kemudian, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing.

Hal ini mewajibkan pemilik TikTok di China, yaitu ByteDance Technology, untuk melakukan divestasi paling lambat pada Januari tahun ini atau menghadapi penutupan nasional, seperti dikutip dari situs Russia Today, Minggu, 28 September 2025.

Sejak kembali menjabat, Donald Trump telah berulang kali menunda tenggat waktu tersebut. Pada 25 September kemarin, Trump memerintahkan agar bisnis TikTok di AS berada di bawah kendali perusahaan baru yang berbasis di negaranya.

Perintah tersebut menetapkan langkah tersebut sebagai "divestasi yang memenuhi syarat" berdasarkan undang-undang pada 2024 dan melarang "hubungan operasional" apapun dengan ByteDance Technology, termasuk kerja sama dalam algoritma atau berbagi data pribadi. Batas waktu divestasi telah diundur hingga 20 Januari 2026.

Wakil Presiden AS JD Vance menilai perusahaan baru itu bernilai US$14 miliar (Rp234 triliun), angka yang jauh di bawah perkiraan beberapa analis untuk bisnis TikTok di AS.

Donald Trump mengatakan Pendiri dan Kepala Eksekutif Dell, Michael Dell, Pemilik Fox News, Rupert Murdoch, dan beberapa "investor kelas dunia" lainnya akan menjadi bagian dari kesepakatan tersebut dan mengendalikan sekitar setengah dari usaha patungan tersebut.

Sedangkan, ByteDance Technology akan mempertahankan sahamnya sebesar 20 persen.

Perintah eksekutif Trump juga menempatkan algoritma rekomendasi TikTok di bawah kendali AS, dengan pengawasan oleh mitra keamanan negaranya.

Upaya divestasi Donald Trump sebelumnya pada 2020 dikecam oleh Beijing sebagai "paksaan ekonomi."

Namun, kali ini, Trump mengklaim telah menerima persetujuan dari Xi Jinping. "Kami berdiskusi dengan baik. Saya memberi tahu dia apa yang kami lakukan dan dia berkata silakan saja," papar dia.

Meski begitu, JD Vance menambahkan jika masih ada beberapa penolakan dari pihak China, tetapi menekankan bahwa Washington berkomitmen untuk menjaga TikTok tetap beroperasi sambil menjaga data pribadi warganya.